Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Potensi Tsunami 34 Meter di Selatan Jawa adalah Hasil Penelitian, Tak Bisa Diprediksi

Kompas.com - 08/12/2022, 12:24 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah artikel dibagikan di grup-grup Facebook yang membahas bencana yang akan terjadi di laut selatan Jawa.

Disebutkan bahwa tsunami akan terjadi di selatan Jawa dengan potensi tinggi yang mencapai 34 meter. Potensi tsunami ini lebih tinggi dari yang pernah terjadi di Aceh pada 2004.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut perlu diluruskan karena bencana gempa dan tsunami belum bisa diprediksi.

Narasi yang beredar

Sebuah artikel yang membahas gempa dan tsunami yang akan terjadi di selatan Jawa, disebarkan di media sosial, misalnya oleh akun ini, ini, ini dan ini.

Setelah tautan itu diklik, muncul artikel yang membahas bahwa terdapat penelitian yang mengungkap adanya siklus gempa megathrust 500 tahun sekali di barat daya Jawa.

Selain itu bahwa Indonesia memiliki seismik paling aktif di dunia karena memilki banyak gunung berapi aktif.

Klaim bahwa tsunami akan terjadi di selatan Jawa dengan tinggi 34 meter tertera dalam judul, namun tidak disebutkan di dalam artikel.

Berikut judul artikel tersebut:

Tsunami 34 Meter Akan Terjadi di Selatan Jawa, Kalahkan Aceh dan Bukan Isapan Jempol, Peneliti Sebut....

Klarifikasi tsunami setinggi 34 meter akan terjadi di selatan Pulau JawaKOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Klarifikasi tsunami setinggi 34 meter akan terjadi di selatan Pulau Jawa

Penelusuran Kompas.com

Dilansir dari Kompas.id, potensi terjadinya gempa bumi hingga mengakibatkan munculnya tsunami setinggi 34 meter di selatan Jawa merupakan hasil penelitian pegawai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pepen Supendi bersama tim.

Selain dia, dalam tim itu terdapat nama Sri Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB); Nicholas Rawlinson dari Department of Earth Sciences-University of Cambridge; Tatok Yatimantoro, Daryono, serta Dwikorita Karnawati dari BMKG; Abdul Muhari dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); serta sejumlah peneliti lain.

Penelitian itu mengungkap zona gempa yang sangat aktif berada di selatan Jawa dan sebelah tenggara Sumatera, yang terjadi karena pertemuan lempengan Indo-Australia yang bersubduksi di bawah lempeng Sunda.

Mereka menggunakan data katalog seismik yang bersumber dari BMKG dan International Seismological Center (ISC) periode April 2009-Juli 2020, untuk menemukan celah seismik yang besar di selatan Jawa bagian barat hingga bagian tenggara Sumatera.

Dari data dan kajian itu, kemudian dibuat permodelan yang mengungkap bahwa potensi tsunami maksimum di wilayah tersebut ialah setinggi 34 meter.

”Kami menunjukkan bahwa ketinggian tsunami maksimum bisa mencapai 34 meter di sepanjang pantai barat Sumatera bagian selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon,” tulis Pepen dan tim.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com