KOMPAS.com - Mulai hari ini, Rabu (2/2/2022) McDonald's Indonesia menarik large french fries dari daftar menu makanan yang mereka sajikan.
McDonald's Indonesia menyebutkan, keputusan tersebut diambil karena persediaan french fries yang saat ini mengalami keterbatasan.
"Sehubungan dengan terbatasnya ketersediaan french fries saat ini, mulai 2 Februari untuk sementara large french fries tidak tersedia," demikian pernyataan McD melalui akun Twitter resmi, 31 Januari 2022.
Kendati demikian, McDonald's Indonesia memastikan kepada para pelanggan bahwa menu french fries lain, seperti ukuran medium masih akan tersedia.
Dalam pengumuman tersebut, pihak McDonald's Indonesia juga menyampaikan bahwa mereka akan segera menginformasikan apabila menu large french fries sudah kembali tersedia.
Semoga secepatnya dapat kami berikan kabar baik, apabila Large French Fries sudah tersedia lagi. Sabar ya, McD'ers... ????
— McDonald's Indonesia (@McDonalds_ID) January 31, 2022
Penarikan menu large french fries yang dilakukan McD Indonesia ini menambah daftar gerai McDonald's di seluruh dunia yang membatasi penjualan kentang goreng porsi besar.
Beberapa hari sebelumnya, McDonald's Malaysia juga mengumumkan kebijakan serupa.
Melansir CNA, 28 Januari 2022, McD Malaysia mengatakan bahwa kebijakan itu diambil karena mereka mengalami kekurangan pasokan kentang goreng.
Sebelumnya, McDonald's Taiwan pada awal Januari 2022 juga mengumumkan penarikan menu large french fries dari daftar makanan yang disajikan.
Masalah serupa juga dialami McDonald's Jepang pada Desember 2021, yang membatasi penjualan kentang goreng porsi besar dan hanya menjual porsi kecil.
Penarikan menu kentang goreng porsi besar yang dilakukan gerai-gerai McDonald's di berbagai negara itu disebabkan permasalahan rantai suplai global.
Melansir The Washington Post, 8 Januari 2022, permasalahan suplai kentang global bukan kali ini saja terjadi, dan tidak semata disebabkan oleh pandemi Covid-19.
China, Rusia, India, dan Amerika Serikat adalah produsen kentang terbesar di dunia. Namun, tahun lalu, petani AS harus menghancurkan jutaan kentang yang mereka produksi.
Hal tersebut terjadi akibat kebijakan lockdown dan perintah untuk tinggal di rumah, yang menyebabkan penurunan permintaan, termasuk dari restoran.
Tak hanya itu, laporan Departemen Pertanian AS pada November 2021 juga menyebutkan bahwa panen kentang mengalami penurunan 2 persen pada tahun tersebut.