KOMPAS.com - Debby Susanto mengatakan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti bisa memanaskan persaingan papan atas ganda campuran saat ini jika tidak cedera.
Eks pebulu tangkis Debby Susanto menilai bahwa saat ini peta persaingan ganda campuran masih didominasi empat peringkat teratas.
Mereka adalah Sapsiree Taerattanachai/Dechapol Puavaranukroh (Thailand), Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China).
Debby Susanto menilai keempat ganda campuran tersebut saling mengalahkan dan bergantian menembus partai puncak di setiap turnamen BWF.
Baca juga: Liliyana Natsir Singgung Regenerasi Ganda Campuran: Saya Gemas...
"Dominasi masih empat teratas. China dua pasangan, Jepang dan Thailand," kata Debby saat ditemui media termasuk Kompas.com di Senayan Park (SPARK), Senin (12/9/2022).
"Kalau kita lihat di televisi, mereka-mereka lagi yang ke semifinal. Tinggal mana yang kurang siap, bisa disalip yang lain," ucap Debby melanjutkan.
Di bawah keempat pasangan teratas ganda campuran, ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang berada di urutan kelima.
Praveen/Melati sejatinya juga sering bersaing dengan Sapsiree/Dechapol, Siwei/Yaqiong, Wang/Huang, dan Yuta/Arisha.
Baca juga: Rangkuman Evaluasi Tim Ganda Campuran Pelatnas Usai Tampil pada BAC 2022
Bahkan, Praveen/Melati menjadi juara All England 2020 usai mengalahkan Sapsiree/Dechapol.
Akan tetapi, mereka tak berhasil juara lagi setelah All England 2020. Kini, keduanya juga belum kembali ke arena pertandingan karena Praveen cedera.
Debby menilai Praveen/Melati sejatinya bisa berada di persaingan papan atas ganda campuran andai tampil konsisten dan tidak cedera.
"Praveen dan Melati bisa ada di situ, tapi kan Praveen sendiri lagi cedera dan pemulihan," ucap Debby Susanto.
Baca juga: Rexy Mainaky Sebut Ganda Campuran Malaysia Bisa Bikin Kejutan jika...
Debby juga mengaku sedih melihat prestasi ganda campuran yang bisa dibilang terhambat. Terlebih, ganda campuran pernah menjadi salah satu nomor andalan.
"Pasti cukup sedih kalau melihat prestasi sekarang karena dulu ganda campuran selalu menjadi ujung tombak. Sekarang masih mencari celah," ucap Debby Susanto.
Debby menjelaskan salah satu faktornya adalah masa transisi senior ke junior yang terjadi di Pelatnas PP PBSI Cijantung.