Eksklusif kisah pelatih bulu tangkis tunggal putra Guatemala, Muamar Qadafi (Bagian 2), dalam wawancara bersama Jurnalis Kompas.com, Mochamad Sadheli dan Farahdilla Puspa.
KOMPAS.com - Muamar Qadafi menceritakan kisahnya 16 tahun merantau di Benua Amerika, membawa nama besar Indonesia.
Pada tahun 2006, nama saya mulai dikenal karena ada pertandingan Pan American (PanAm) Junior Tournament di Campinas, Brasil. PanAm Games itu seperti Asian Games.
Di situ, saya meraih juara di tunggal putra U-17, U-19, yang lainnya dapat nomor dua.
Baca juga: Wawancara Eksklusif Muamar Qadafi Bagian 1, Awal Kisah Perjalanan
Biasanya, di Benua Amerika dikuasai oleh Kanada dan USA. Jadi, waktu itu, setelah beberapa tahun lamanya, kami (Peru) bisa juara di team event mengalahkan Kanada dan USA di semifinal dan final.
Dari hasil it,u orang mulai mengenal, 'kok Peru tiba-tiba bisa mengalahkan USA dll. Oh, ada pelatih Indonesia. Dari situ mulai banyak yang mengenal.'
Kemudian, dari situ saya diminta Federasi PanAm menjadi headcoach di PanAm Junior training camp selama 10 hari setelah selesai Kejuaraan PanAm Junior.
Setelah itu, saya diundang beberapa kali oleh Federasi PanAm selain sebagai headcoach untuk junior training camp juga sebagai coach untuk coaching clinic di berbagai negara di Benua Amerika.
Baca juga: Kevin Cordon Usai Kalah dari Anthony Ginting: Dia Lebih Cepat dari Saya…
Dari situ banyak negara yang menawarkan saya untuk menjadi pelatih di negara mereka.
Setelah kejuaraan PanAm Junior itu, mungkin Guatemala dengar ada pelatih dari Indonesia, lalu pihak Guatemala mengirim dua atletnya ke Peru selama dua bulan.
Dari dua atlet itu, salah satunya Kevin Cordon. Saat itu, dia masih berusia 19 tahun.
Waktu itu, karena kami berasal dari Indonesia dan terbiasa melihat kultur bulu tangkis, bisa melihat ada potensi di anak ini (Kevin Cordon).
Dia sangat senang sekali kalau kami kasih masukan. Jadi, saya sering tanya dan sering ngobrol.
Kalau dibimbing dan dibina dengan baik, di kemudian hari, dia bisa menjadi atlet yang besar. Dia sangat percaya sekali dan senang dengan apa yang kami sampaikan.
Setelah itu, Federasi Bulu Tangkis Peru, sekaligus Presiden Federasi PanAm dan merangkap sebagai Vice President BWF, Gustavo Salazar, membantu atlet-atlet di negara-negara berkembang di Benua Amerika untuk masuk ke dalam program BWF training camp di Jerman selama dua tahun.
Baca juga: Daftar 5 Atlet Indonesia Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020