Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pesawat Saat Terbang Tak Bisa Selamat dari Gempa dan Tsunami?

Kompas.com - 12/01/2024, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Penumpang pesawat tidak merasakan getaran gempa

Dilansir dari Kompas.com, Senin (24/5/2021), gelombang seismik terbagi menjadi dua tipe, yaitu gelombang bodi (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).

Body wave menjalar pada bagian dalam bumi dan memiliki frekuensi yang lebih tinggi dari gelombang permukaan.

Gelombang ini meliputi gelombang P atau primer, serta gelombang S alias sekunder.

Paling cepat menjalar, gelombang P merupakan gelombang longitudinal yang gerakan partikelnya sejajar dengan arah rambatannya.

Gelombang P merambat melalui batuan yang solid dan cairan, sehingga dapat mencapai ke inti bumi.

Sementara itu, gelombang S adalah gelombang transversal yang gerakan partikelnya tegak lurus terhadap arah penjalarannya, sehingga memiliki gerakan seperti naik dan turun.

Gelombang S tidak dapat mencapai inti bumi karena tidak mampu menembus media cair pada lapisan inti luar.

Dikutip dari How Stuff Works, gelombang P biasanya memiliki frekuensi bunyi di bawah ambang batas yang dapat didengar telinga manusia, kurang dari 20 Hertz atau infrasonik.

Sesuai prinsip atenuasi atau penurunan tingkat suatu besaran dalam ilmu fisika, intensitas gelombang secara bertahap akan berkurang saat bergerak melalui medium udara.

Bahkan, jika gelombang seismik tersebut mencapai ketinggian pesawat yang mengudara, misalnya 9.144 meter, kebisingan dan gerak benda ini akan mengalahkan bunyinya.

Oleh karena itu, para penumpang dan awak tidak akan mendengar gempa bumi dari pesawat terbang maupun merasakan guncangannya.

Baca juga: Mungkinkah Mengebor Tanah hingga Tembus ke Negara di Belahan Bumi Lain?

Yang dirasakan pilot saat gempa dan tsunami menerjang

Di sisi lain, momen selamat dari gempa dan tsunami pernah dirasakan oleh Capt Ricosetta Mafella, pilot Batik Air penerbangan ID6231.

Pesawat Airbus A320 yang diawakinya berhasil tinggal landas saat gempa bumi melanda Palu pada 28 September 2018 petang, tepat sebelum menara ATC bandara roboh.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (29/9/2018), saat di Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah, sesaat sebelum keberangkatan, Fella meminta quick handling, sesuatu yang tidak biasa dia minta kepada ground handling.

"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," kata dia.

Penerbangan Batik Air ID6231 melayani rute Palu-Makassar, dan dijadwalkan terbang pada pukul 17.55 waktu setempat.

Saat pesawat mulai rolling di landasan pacu, Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri, tetapi getaran terasa mendatar dan bukan vertikal.

"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena tidak mengganggu," tuturnya.

Semula, Fella mengira guncangan itu disebabkan permukaan landasan pacu yang bergelombang.

Setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 pun menghubungi tower sesuai prosedur yang berlaku, tetapi tidak ada jawaban.

Panggilan ke tower ATC Palu dilakukan beberapa kali, tetapi tetap tidak mendapat jawaban. Rupanya, saat itu, tower ATC bandara sudah roboh akibat guncangan gempa.

Masih belum sadar, saat pesawat mencapai ketinggian antara 2.000-3.000 kaki, Fella melihat gelombang-gelombang aneh di pesisir pantai Palu.

"Tahu ada gempa setelah ada info di radio," ungkap Fella.

Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu bahwa mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu sekitar pukul 18.17 Wita, persis saat gempa terjadi pada pukul 18.02 Wita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com