Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Dibicarakan, Ini Penjelasan Dokter soal Menstruasi Dua Kali dalam Sebulan

Kompas.com - 09/01/2024, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Selain itu, terdapat pula hubungan biologis antara stres dan siklus reproduksi.

Baca juga: Nyeri Menstruasi Terasa seperti Serangan Jantung, Ahli: Jauh Lebih Menyakitkan

Ia mengungkapkan, ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon kortisol. Dalam tingat rendah, hormon kortisol sebenarnya dapat bermanfaat bagi tubuh.

Sebab, hormon ini dapat membantu mengatur metabolisme, mengontrol kadar glukosa darah, dan berfungsi sebagai katalis untuk respons melawan atau lari.

Selain itu, hormon kortisol juga dapat mengurangi peradangan dan menurunkan tekanan darah.

"Namun, masalah muncul ketika kadar kortisol menjadi terlalu tinggi dan kadar hormon tubuh tidak seimbang," ungkap Indra.

Dalam kondisi ini, hormon reproduksi akan tertekan. Ketika kadar hormon tidak seimbang, beberapa perubahan dapat terjadi pada siklus menstruasi yang menyebabkan perdarahan tidak normal.

Baca juga: Benarkah Menstruasi Akan Makin Deras jika Pernah Berhubungan Seksual? Ini Kata Dokter Boyke

Pengaruh stres pada siklus menstruasi

Indra menuturkan, seorang wanita yang sedang mengalami stres dapat berpengaruh pada siklus menstruasi bulanan mereka.

Dampaknya, beberapa orang akan terlambat menstruasi, sedangkan beberapa orang lainnya menjadi lebih sering mengalami menstruasi.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut:

1. Menstruasi terlambat

Indra mengatakan, apabila stres terjadi sebelum sel telur dilepaskan atau sekitar 2 minggu sebelum siklus menstruasi normal, tubuh mungkin tidak memicu pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH).

LH merupakan hormon yang penting dari siklus menstruasi. LH bekerja sama dengan hormon FSH yang merangsang folikel ovarium untuk menghasilkan sel telur.

"Siklus menstruasi tidak akan dimulai sampai kadar hormon mulai seimbang. Akibatnya, ovulasi akan tertunda atau menstruasi terlambat," terang dia.

Baca juga: Ramai soal Menstruasi Disebut Bisa Menyebabkan Sariawan, Ini Penjelasan Dokter

2. Gangguan pelepasan lapisan endometrium

Selain menstruasi terlambat, wanita yang mengalami stres pada awal siklus menstruasi mungkin akan mengalami bercak atau perubahan siklus.

"Ketika tubuh tidak mampu membuang lapisan rahim secara memadai, wanita dapat mengalami pendarahan tidak normal atau bercak selama sekitar satu minggu," ucap Indra.

Dalam beberapa kasus, pendarahan akan terus menerus dan tidak menentu. Selain itu, setiap orang akan merespons stres secara berbeda.

3. Menstruasi terus menerus

Terakhir, jika tingkat stres terjadi cukup signifikan, siklus menstruasi wanita bisa terhenti sama sekali.

Siklus ini mungkin kembali pada bulan berikutnya atau menjadi tidak teratur selama beberapa waktu atau dikenal dengan istilah menometroraghia.

Umumnya, menstruasi yang melebihi 7 hari belum tentu menunjukkan adanya masalah kesehatan dan bisa jadi disebabkan oleh stres yang berlebihan.

"Masalah muncul ketika siklus yang terlewat terus berlanjut ke bulan kedua, ketiga, dan seterusnya. Pada titik ini, disarankan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan," pungkas Indra.

Baca juga: Ramai soal Pil KB untuk Melancarkan Siklus Haid pada Remaja, Ini Penjelasan Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com