Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Kemanusiaan dari Betlehem

Kompas.com - 25/12/2023, 18:30 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SEBELUM pagebluk Corona hadir, beberapa kali saya berkunjung ke Bethlehem yang diyakini sebagai dusun kelahiran Jesus Kristus.

Sayang akibat perang Palestina-Israel di kawasan Gaza, pada 2023, saya tidak berani berkunjung ke Bethlehem yang merupakan lokasi utama Natal mendirgahayu kelahiran Jesus kristus.

Menurut apa yang tertulis pada Kitab Injil pada masa kelahiran Jesus Kristus sudah langsung terjadi prahara kemanusiaan Raja Herodes memerintahkan serdadunya membantai habis semua bayi lelaki yang baru saja dilahirkan di Bethlehem.

Peristiwa mengerikan itu seolah Israel memang sebagai kawasan di mana sesama manusia saling membinasakan dengan alasan suku, ras, gender, agama dipolitisasi sebagai kedok angkara murka kerakusan atas harta-benda dan kekuasaan.

Maka tidak seperti pada lazimnya, Natal pada Desember 2023 di Bethlehem, alih-alih dirayakan dalam suasana gemerlap, meriah, semarak, gegap gempita penuh suka cita, justru dalam suasana prihatin, muram penuh duka cita.

Semua itu merupakan akibat kampanye militer Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 20.000 orang.

Menurut otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas, sebagian besar penduduk Palestina di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki juga berduka berat.

Kompas.com memberitakan bahwa, tahun ini mayarakat Berhlehem memutuskan untuk tidak mendirikan pohon atribut Natal ukuran raksasa, yang biasa menjadi pusat perayaan Natal di Betlehem karena perang hanya terjadi 50 km (30 mil) jauhnya.

Maka gereja-gereja Betlehem menempatkan patung-patung keluarga Jesus Kristus dan para satwa yang mengelilingi palungan di mana bayi Jesus Kristus dilahirkan di tengah puing-puing dan kawat berduri sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.

"Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota (biasa), ini adalah kota yang membawa pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian: hentikan dendam, hentikan kebencian, hentikan perang, hentikan pertumpahan darah!” demikian pesan para warga Palestina yang hadir pada penyelenggaraan Natal di Bethlehem masa kini.

Sebagai rakyat jelata nirkuasa saya tidak berdaya apa pun dalam menghadapi kemelut angkara murka umat manusia.

Namun selama mengharap belum dilarang oleh undang-undang, dengan penuh kerendahan hati saya sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan memberanikan diri untuk mengharap agar segenap pihak yang sedang berperang maupun yang sedang saling menghujat, bahkan saling memfitnah dalam sengit memperebutkan kekuasaan pada masa kampanye pemilihan umum berkenan peduli pesan kemanusiaan dari Bethlehem.

Semoga segenap pihak yang sedang mengumbar kebencian berkenan menghentikan angkara murka menyakiti, menyengsarakan, bahkan membinasakan sesama manusia demi mewujudkan rasa kasih-sayang menjadi kenyataan sesuai makna adiluhur terkandung di dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab seiring-sejalan, seirama-senada dengan deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB maupun kasih-sayang yang diajarkan oleh semua agama di planet bumi ini.

Selamat Natal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com