Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Sebut "Ndasmu Etik", Ini Artinya Menurut Ahli Filologi Jawa

Kompas.com - 18/12/2023, 16:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kata "ndasmu etik" menjadi ramai dibahas setelah diucapkan oleh calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto.

Hal ini berawal dari video pernyataan Prabowo saat menghadiri acara internal Partai Gerindra.

"Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? etik, etik, etik. Ndasmu etik (etik kepalamu)," kata Prabowo dalam video viral tersebut. 

Pernyataan "ndasmu etik" disebut-sebut mengomentari pertanyaan capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang menanyakan soal etika dalam debat capres pada Selasa (12/12/2023).

Terkait video ucapan "ndasmu etik" tersebut, Prabowo mengatakan hal itu disampaikan dalam pembicaraan bersama keluarga atau internal Partai Gerindra.

"Itu di antara keluarga kita bicara dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara begitu," ucap Prabowo, diberitakan Kompas.com, Minggu (17/12/2023).

Prabowo juga meminta agar ucapan "ndasmu etik" itu tidak perlu terlalu dibesar-besarkan media.

Lalu, apa sebenarnya arti kata "ndasmu etik" dan makna konotasi dari perkataan tersebut?

Baca juga: Saat Prabowo Bilang Ndasmu Etik, dan Direspons Anies serta Ganjar...


Arti "ndasmu etik" menurut ahli filologi Jawa

Ahli filologi bahasa Jawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Supardjo menjelaskan, kata ndas memiliki arti kepala dalam bahasa Jawa.

"Iya, kata ndas artinya kepala," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Supardjo menjelaskan, bahasa Jawa memiliki kata-kata yang digunakan sesuai dengan tingkatan sopan santun saat seseorang berbicara dengan orang lain.

Sedangkan "ndas" merupakan kata dalam bahasa Jawa ngoko yang memiliki tingkatan paling rendah.

Sementara kepala di tingkat kedua biasa disebut "sirah" dalam bahasa Jawa krama, sedangkan di tingkat teratas atau bahasa Jawa krama inggil kepala bisa disebut dengan "mustaka".

Penggunaan "ndas" dalam Jawa ngoko

Supardjo mengatakan, kata-kata dalam bahasa Jawa ngoko, seperti "ndas" umumnya digunakan untuk menyebut hewan, anak-anak, atau orang yang berusia lebih muda.

Sedangkan kata-kata bahasa Jawa krama dan krama inggil dipakai kepada orang yang lebih tua.

"Diksi di dalam penggunaannya sesuai dengan unggah-ungguh (sikap sopan santun). Penggunaannya yang akan membedakan nanti," tegasnya.

Berkaitan dengan "ndasmu etik", Supardjo mengartikan kata tersebut bisa digunakan untuk candaan atau ejekan terhadap etik atau etika.

Baca juga: Prabowo Disebut Anies Tidak Tahan Jadi Oposisi, Apa Arti Oposisi?

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com