Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengeluh Perut Kembung 10 Hari, Wanita di Perancis Ternyata Mengandung Janin di Dekat Ususnya

Kompas.com - 13/12/2023, 13:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang wanita berusia 37 tahun mengeluhkan perut kembung cukup parah selama 10 hari.

Saat dilakukan pemeriksaan, wanita yang tidak disebutkan identitasnya ini sedang hamil 23 minggu dengan janinnya tumbuh di dekat ususnya.

Kondisi yang menimpa wanita ini terungkap dalam jurnal New England Journal of Medicine. Disebutkan bahwa ada janin yang tumbuh secara normal, namun tidak berada dalam rahim.

Ia pun terbang ke dokter di Perancis dari rumahnya di Reunion Island, salah satu wilayah Perancis yang berada di dekat Madagaskar dan Mauritius di Samudera Hindia.

Baca juga: Mengenal Couvade Syndrome, Ketika Pria Ikut Alami Gejala Kehamilan Pasangan

Menderita kehamilan abdominal

Rupanya, ia mengalami kondisi medis langka yang didiagnosis sebagai kehamilan abdominal, sejenis kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim, dikutip dari Daily Mail.

Bayi tersebut diketahui berada di rongga antara organ usus dan perut atau tepatnya di rongga peritoneum, dengan plasenta menempel di bagian atas panggul.

Dokter kemudian meminta wanita itu menunggu hingga usia kehamilan 29 minggu untuk bisa melahirkan bayi yang ada di perutnya itu.

Dalam proses persalinan, dokter membuat sayatan di perut sebelum memindahkannya ke unit perawatan intensif neonatal.

Meski sudah melahirkan, sang ibu masih harus menjalani operasi terpisah 12 hari setelah persalinan.

Hal itu dilakukan untuk mengeluarkan plasenta yang masih tersisa di dalam perut. Baik ibu dan bayi, keduanya diizinkan pulang hampir 3 bulan setelah kelahiran.

Baca juga: Alat Kontrasepsi Bentuk Koyo Efektif Cegah Kehamilan? Ini Kata Dokter Boyke

Tentang kehamilan abdominal

Sebagai informasi, kehamilan abdominal atau ektopik kemungkinan terjadi jika janin sudah mulai tumbuh di saluran tuba.

Adapun saluran tuba adalah saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Normalnya, janin baru akan tumbuh di rahim.

Seiring waktu, saluran tuba tersebut bisa pecah, sehingga menyebabkan janin keluar dari saluran reproduksi wanita dan menuju ke rongga tubuh lainnya.

Untuk kasus kehamilan abdominal, janin akan menempel dan berkembang menjadi bayi di bagian rongga perut.

Kemungkinan kematian janin pada kondisi kehamilan ektopik mencapai 90 persen. Tak hanya itu, seperlima bayi yang selamat akan mengalami cacat lahir atau kerusakan otak.

Baca juga: Kisah Mia Brehme, Wanita Inggris yang Meninggal karena Kanker Usus, Sempat Dikira Ambeien

Dilansir dari Everyday Health, kehamilan abdominal juga dapat membahayakan bagi sang ibu.

Pasalnya, sang ibu berpotensi mengalami pendarahan internal hebat, jika plasenta terlepas dari organ perut atau jaringan tempat menempelnya.

Terdapat sejumlah tanda-tanda jika seorang wanita mengalami kondisi kehamilan abdominal, yaitu:

  • Haid yang melewati jadwal seharusnya
  • Mual dan muntah sesekali
  • Nyeri payudara
  • Kelelahan
  • Sakit perut
  • Pendarahan vagina

Baca juga: Kisah Bocah 10 Tahun yang Divonis Kanker Usai Bergejala Mirip Flu Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Tren
Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Tren
Sudah Masuk Juni, Kapan Pendaftaran CPNS 2024 Dibuka? Ini Kata BKN

Sudah Masuk Juni, Kapan Pendaftaran CPNS 2024 Dibuka? Ini Kata BKN

Tren
Benarkah Nama Marga Jepang Memiliki Arti Tak Biasa?

Benarkah Nama Marga Jepang Memiliki Arti Tak Biasa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com