Sekedar contoh, teknologi pemetaan digital dalam informasi geospasial dapat dikembangkan menjadi tampilan 3D yang dapat dijelajahi dalam ruang virtual.
Pengguna dapat melihat, membaca dan terlibat berinteraksi dengan peta tersebut, menampilkan lapisan informasi tambahan, value tambahan, melakukan pengukuran jarak antara dua titik, antar lokasi, atau mencari rute terpendek antara lokasi yang berbeda.
Ruang virtual juga dapat digunakan untuk memvisualisasikan data cuaca dan iklim, dan data statistik seperti populasi, kepadatan, dan produktivitas dalam bentuk animasi atau grafik yang interaktif.
Dengan mengintegrasikan informasi geospasial ke dalam ruang virtual, pengguna mendapatkan tambahan informasi terkait unsur-unsur geospasial seperti garis batas, garis ketinggian, garis kedalaman, jejaring transportasi, dan tutupan lahan.
Pengguna juga dapat mengakses informasi dan berinteraksi dengan lingkungan fisik dalam cara yang baru dan menarik.
Dengan demikian, informasi geospasial dan ruang virtual saling berhubungan dalam konteks pemetaan, visualisasi, dan interaksi dengan data geografis di dalam lingkungan digital.
Ruang virtual akan semakin berkembang luas pada masa yang akan datang, tidak saja pada format, bentuk, intensitas interaksi, namun juga dalam hal fungsi.
Seperti halnya ruang fisik yang perlu penataan ruang, maka ruang virtual juga perlu ditata.
Dimensi penataan ruang virtual tentu berbeda dengan ruang fisik, tidak menggunakan garis batas, luasan dan sistem koordinat.
Instrumen kebijakannya juga lain. Ini merupakan sesuatu yang baru, konteks virtual yang belum pernah ada pengalaman penataan ruang sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.