Di sisi lain, Anita mengatakan penyebab lebih banyak dokter laki-laki menjadi obgyn karena ada rintangan yang berkaitan dengan gender.
“Ginekologi adalah spesialisasi bedah. Bedah selalu menjadi bidang yang lebih didominasi laki-laki dan memiliki tantangan tersendiri,” katanya.
Menurut dia, pelatihan bedah bisa menjadi sangat intens dengan hari-hari yang panjang dan bisa jadi rumit.
Bagi perempuan, kondisi ini membuat mereka kesulitan menyeimbangkan pelatihan dengan keluarga. Perempuan juga masih harus menghadapi seksisme di tempat kerja.
Terpisah, dokter di Rwanda Xiavier Rusizana mengatakan dokter laki-laki maupun perempuan mungkin merasa tidak nyaman saat harus merawat orang yang memiliki gender sama.
“Sama halnya ketika seorang perempuan menjadi spesialis andrologi, beberapa laki-laki mungkin merasa tidak nyaman karenanya," ucap dia dilansir dari New Times.
Dokter laki-laki, kata dia, bisa juga terinsipirasi menjadi dokter kandungan karena memiliki ibu, saudara perempuan, bibi, atau istri yang mengalami masalah reproduksi.
"Hal ini dapat menginspirasinya untuk menjadi dokter kandungan untuk mencoba mencegah terjadinya masalah tersebut,” lanjut dia.
Meski begitu, Xiavier memastikan dokter tetap menjalankan tugas dengan profesional meskipun berbeda gender dengan pasiennya.
Baca juga: Benarkah Wanita dengan Tinggi Badan 150 Sentimeter Berisiko Saat Melahirkan? Ini Kata Dokter Obgyn
Dikutip dari The Cut, dokter laki-laki memilih mengambil spesialisasi kandungan karena lebih mudah merawat pasien perempuan.
Pasien perempuan dinilai bersikap lebih baik dan terbuka menceritakan kondisi yang dialami. Mereka juga cenderung menjaga kondisi tubuh mereka sendiri.
Selain itu, pelayanan kesehatan bagi perempuan lebih unggul daripada laki-laki. Contohnya, ada beragam pengobatan untuk masalah reproduksi perempuan.
Ini termasuk perawatan kanker yang sering dialami perempuan seperti payudara, usus besar, leher rahim, ovarium, dan rahim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.