Di tanah Parahyangan muncul wayang-wayang golek seperti wayang golek Papak, wayang golek Purwa, dan wayang golek Pakuan.
Wayang Golek Papak masih dipertontonkan di daerah Cirebon, dengan kisah babad yang menggunakan bahasa Cirebon.
Wayang golek Purwa, mempergelar kisah Mahabharata dan Ramayana dengan menggunakan bahasa Sunda. Sementara wayang golek Pakuan, menampilkan kisah-kisah legenda Priangan seperti Sangkuriang, Mundinglaya Dikusumah, Lutung Kasarung dan lain-lainnya.
Sudah barang tentu, perkembangan wayang golek tidak lepas dari para dalang antara lain almarhum Ki Asep Sunandar Sunarya yang menggubah inovasi dan kreatifitas wayang golek agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Tahun 1993, Ki Asep diundang menjadi dosen kehormatan di Institut International de La Marionnette di Charleville, Perancis dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.
Setahun kemudian, Ki Asep kembali membawa wayang golek keliling Eropa antara lain di Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia.
Atas jasa-jasa mempekenalkan wayang golek ke mancanegara, Ki Asep Sunandar Sunarya memperoleh anugerah penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.