Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Ukuran Otak Kucing Menyusut dalam 10.000 Tahun, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 05/10/2023, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Diduga karena sel puncak saraf

Dugaan peneliti, salah satu alasan menyusutnya ukuran otak dan ciri-ciri fisik kucing lain berkaitan dengan neural crest cell, seperti dalam penelitian pada 2014.

Disebutkan, Neural crest cell atau sel puncak saraf adalah salah satu sel awal pada embrio hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berperan penting dalam keberlangsungan hidup.

Sel-sel ini memunculkan sifat yang berbeda pada hewan, seperti pigmen kulit dan bulu, rahang, telinga, serta kelenjar adrenal yang merupakan pusat respons lari atau melawan.

Menurut penelitian pada 2014, defisit atau berkurangnya sel puncak saraf dapat menyebabkan bercak bulu putih, telinga terkulai, dan fitur wajah bayi, seperti hidung kecil.

Defisit sel puncak saraf juga disebut menghasilkan ukuran tengkorak lebih kecil dan panjang moncong yang lebih pendek.

Namun, saat Lesch dan timnya mengukur panjang moncong kucing, mereka tidak menemukan bahwa kucing peliharaan saat ini memiliki moncong lebih kecil daripada nenek moyang.

Sebaliknya, dugaan lebih akurat mengenai faktor yang memengaruhi panjang moncong adalah ukuran tubuh individu kucing dan bukan proses domestikasi.

"Mungkin ada beberapa alasan yang menyebabkan kurangnya pemendekan moncong," jelas peneliti dalam studi terbaru.

Selain ukuran moncong, tim peneliti juga memeriksa ukuran langit-langit mulut kucing. Kendati demikian, masih belum ada perubahan signifikan antara kucing liar dan domestik.

Tim peneliti pun mengatakan, masih perlu lebih banyak data spesies yang dikumpulkan dan diteliti untuk memahami dampak domestikasi kucing sepenuhnya.

"Kita harus selalu mengakui bahwa kita membandingkan populasi hewan liar yang hidup saat ini dengan hewan peliharaan, dan bukan populasi nenek moyang yang sebenarnya," jelas para peneliti.

"Hal ini akan selalu menjadi faktor yang membuat rancu karena kita jarang memiliki akses terhadap populasi purba yang menghasilkan hewan peliharaan kita," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com