Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Judi Online Sasar Website Kampus, Pakar Ungkap Ada Celah Keamanan

Kompas.com - 11/09/2023, 19:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

"Beberapa laman yang memiliki risiko untuk terkena sasaran pembajakan judi online adalah laman-laman yang dipegang tata kelolanya oleh civitas yang lupa atau tidak memperbarui webnya pada saat terdapat celah keamanan," ucap Ridi.

Saat terjadi celah keamanan itu, pihak UGM akan melakukan beberapa hal, di antaranya:

Pencegahan: melakukan update celah keamanan secara berkala dan mendorong unit kerja untuk memperbarui teknologinya.

Perbaikan: maksimum 1x24 UGM menindak dan memperbaiki web yang teridentifikasi memiliki celah keamanan seperti iklan situs judi.

Baca juga: Warganet Sebut Pencandu Judi Slot Bodoh karena Algoritmanya Sudah Diatur Program, Ini Penjelasan Pakar

Terkait hal tersebut, Ridi mengimbau kepada mahasiswa UGM untuk mengakses website UGM secara langsung, dengan mengklik situs ugm.ac.id. Tidak melalui mesin pencari.

Jika harus menggunakan mesin pencari, pastikan menggunakan kata kunci yang baik dan benar.

Apabila kurang yakin, sebaiknya gunakan mesin pencari alternatif yang tidak berfokus pada komersialisasi atau iklan.

Mahasiswa juga diimbau untuk tidak mudah percaya dengan tautan atau informasi yang tersebar di media sosial.

"Perhatikan keaslian tautan yang dibagikan," tandas Ridi.

Laporkan melalui kanal resmi universitas jika terdapat celah keamanan atau kejanggalan informasi yang tersebar di dunia maya.

Baca juga: Banyak Situs Pemerintah dan Akademik Disisipi Judi Online, Kemenkominfo Akui Sistem Pertahanan Lemah

Indonesia darurat judi online

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan, judi online menyasar situs pemerintahan dan kampus terjadi usai ratusan ribu situs judi diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informastika (Kemenkominfo).

Akibatnya, Indonesia menjadi semaki darurat judi online.

Menurut Pratama, judi online menyerang situs pemerintah dan kampus bukan tanpa alasan.

"Alasan kenapa situs pemerintahan dan akademik menjadi incaran bandar judi online untuk menyusupkan landing page mereka karena Kementerian Kominfo akan kesulitan untuk melakukan pemblokiran terhadap situs pemerintahan serta akademik," kata Pratama saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Sebab, jika Kementerian Kominfo (Kemenkominfo) melakukan pemblokiran, layanan lainnya yang terdapat dalam domain tersebut tidak akan dapat dipergunakan oleh masyarakat luas.

Baca juga: Beda Nasib Wulan Guritno dan Warga Biasa soal Dugaan Kasus Promosi Judi Online

Senada dengan Pratama, Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, penyematan judi online di situs pemerintah dan akademik dilakukan untuk mengelabuhi Kemenkominfo.

"Karena jika mereka tampilkan di situs mereka sendiri akan diblok oleh Kemenkominfo. Jika ditampilkan di iklan resmi akan diblok oleh provider iklan karena harus mengikuti ketentuan pemerintah," ucapnya kepada Kompas.com, Minggu.

Dia menambahkan, penyematan informasi judi online itu bisa dilakukan apabila situs memiliki kelemahan, seperti celah keamanan yang belum ditambal sehingga situs bisa disusupi.

"Dan memang umumnya situs lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan kurang dijaga dengan baik sehingga memungkin hal ini terjadi," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com