Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Foto dan Video Dokumentasi Saat Perang Diambil?

Kompas.com - 04/08/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sejarahnya, Perang Dunia I dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918, sedangkan Perang Dunia II dimulai tahun 1939 sampai 1945.

Sejumlah peristiwa bersejarah tersebut bisa diketahui salah satunya dari dokumentasi baik berupa tulisan, foto, dan juga video. 

Lantas, bagaimana cara mendokumentasikan peristiwa perang melalui foto dan video pada saat itu?

Baca juga: Mengapa Remaja Zaman Dulu Tampak Lebih Tua dari Usia Sebenarnya? Ini Kata Ilmuwan


Cara mendokumentasikan foto saat perang

Dikutip dari British Library (29/1/2014), pengambilan dokumentasi selama peperangan termasuk tindakan yang berisiko. Sebab keamanan fotografer bisa terancam serta hasil rekaman dapat disalahgunakan oleh musuh.

Meski begitu, tetap ada perwira yang menjadi fotografer amatir dengan membawa kamera ke medan perang.

Kepemilikan atau penggunaan kamera oleh prajurit tempur selama peperangan diatur oleh atasan sehingga tergantung kondisinya.

Umumnya, fotografer pers akan dijauhkan agar tidak terkena dampak peperangan yang sedang berlangsung.

Sejak 1916, para tentara dilarang mengambil foto pribadi atau memiliki kamera di zona perang. Karena itu, sebagian besar tentara dan angkatan laut memiliki unit spesialis untuk menangani foto peperangan.

Tentara Inggris, Perancis, dan Jerman bahkan mempekerjakan fotografer resmi yang tunduk dengan kontrol militer untuk mengambil foto yang akan dirilis ke surat kabar atau tujuan propaganda.

Jika tidak ada, fotografer komersial atau pers akan diajak ikut oleh otoritas militer dari sejumlah negara.

Baca juga: Benarkah Dilarang Ambil Foto dan Rekam Orang Jepang dengan Kamera?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai soal Ikan Lele yang Memiliki Mulut Sumbing, Apa Penyebabnya?

Ramai soal Ikan Lele yang Memiliki Mulut Sumbing, Apa Penyebabnya?

Tren
Seleksi Mandiri Universitas Negeri Semarang 2024, Cek Syarat dan Jadwalnya

Seleksi Mandiri Universitas Negeri Semarang 2024, Cek Syarat dan Jadwalnya

Tren
5 Kriteria 'Gawat Darurat' yang Ditanggung BPJS Kesehatan jika Pasien Langsung Dibawa ke IGD

5 Kriteria "Gawat Darurat" yang Ditanggung BPJS Kesehatan jika Pasien Langsung Dibawa ke IGD

Tren
Kenapa Wajib Pajak Perlu Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP Sendiri? Ini Penjelasan DJP

Kenapa Wajib Pajak Perlu Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP Sendiri? Ini Penjelasan DJP

Tren
Makna Mendalam Wukuf di Arafah, Ritual Puncak Haji

Makna Mendalam Wukuf di Arafah, Ritual Puncak Haji

Tren
Menteri AHY Punya Kekayaan Rp 116 Miliar, Meningkat Rp 96 Miliar Sejak 2016

Menteri AHY Punya Kekayaan Rp 116 Miliar, Meningkat Rp 96 Miliar Sejak 2016

Tren
Penerbangan 'Delay' Berjam-jam, Penumpang Qatar Airways Terjebak dalam Pesawat dengan AC Mati

Penerbangan "Delay" Berjam-jam, Penumpang Qatar Airways Terjebak dalam Pesawat dengan AC Mati

Tren
4 Suplemen yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi untuk Menurunkan Berat Badan

4 Suplemen yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Warganet Sebut Pendaftaran CPNS Sebenarnya Tidak Gratis, Ini Kata BKN

Warganet Sebut Pendaftaran CPNS Sebenarnya Tidak Gratis, Ini Kata BKN

Tren
Potensi Khasiat Sayur Kubis untuk Menunjang Kesehatan Jantung

Potensi Khasiat Sayur Kubis untuk Menunjang Kesehatan Jantung

Tren
Cerita Pasien yang Hidup dengan Chip Neuralink Elon Musk...

Cerita Pasien yang Hidup dengan Chip Neuralink Elon Musk...

Tren
Berkaca dari Unggahan Viral Pelajar Bercanda Menghina Palestina, Psikolog Ungkap Penyebabnya

Berkaca dari Unggahan Viral Pelajar Bercanda Menghina Palestina, Psikolog Ungkap Penyebabnya

Tren
Sederet Masalah pada Haji 2024: Ada Makanan Basi dan Tenda Tak Layak

Sederet Masalah pada Haji 2024: Ada Makanan Basi dan Tenda Tak Layak

Tren
Kapan Terakhir Unduh Sertifikat UTBK? Berikut Link dan Cara Mengeceknya

Kapan Terakhir Unduh Sertifikat UTBK? Berikut Link dan Cara Mengeceknya

Tren
10 Bandara Terbaik di Asia 2024, Dua di Antaranya Milik Indonesia

10 Bandara Terbaik di Asia 2024, Dua di Antaranya Milik Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com