Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Gejala Ketergantungan Kafein dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 20/07/2023, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kafein adalah salah satu stimulan yang banyak dikonsumsi di dunia. Tak hanya di kopi, kafein juga ada di beberapa minuman dan makanan, seperti teh, soda, dan cokelat.

Dilansir dari Verywellmind, kopi dan soda adalah sumber kafein teratas di Amerika Serikat. Sedangkan di negara-negara Afrika dan Asia, kafein cenderung banyak dikonsumsi dalam soda dan teh.

Kafein umumnya dianggap aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak lebih dari 400 miligram per hari atau sekitar empat cangkir kopi.

Akan tetapi, bila seseorang mengonsumsi lebih dari itu atau merasa dirinya tidak dapat beraktivitas dengan baik tanpa kafein, maka mereka mungkin memiliki ketergantungan terhadap kafein.

Meskipun kopi telah dikaitkan dengan sederet manfaat kesehatannya, namun ketergantungan kefein dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan, interaksi sosial, atau area lain dalam hidup.

"Orang menjadi tergantung pada kafein ketika mereka meminumnya setiap hari dan mengembangkan toleransi," kata Carrie Lam, salah satu pendiri dan direktur medis Klinik Lam dikutip dari Insider.

"Saat otak menyesuaikan diri dengan jumlah yang lebih tinggi setiap hari, mereka yang berhenti minum kafein secara tiba-tiba akan mulai mengalami gejala penarikan dan mengidam," tambahnya.

Lantas, bagaimana gejala seseorang mengalami ketergantungan pada kafein?

Baca juga: 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Mengonsumsi Kafein

Bagaimana kafein mempengaruhi kesehatan secara negatif

Kafein memiliki berbagai efek pada tubuh yang berpotensi membahayakan kesehatan. Efek negatif kafein dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan perubahan irama jantung.

Selain itu, dalam sebuah studi juga menemukan bahwa kafein dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoporosis yang terjadi pada wanita menopause dengan asupan kafein yang tinggi.

Kafein juga dapat menurunkan kesehatan seseorang dengan mengganggu kualitas tidur jika dikonsumsi dalam waktu enam jam sebelum tidur.

Ketika tubuh kurang tidur, maka itu dapat membuat seseorang lebih sulit untuk beraktivitas secara efisien di siang hari.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Mengonsumsi Kafein?

Gejala ketergantungan kafein

Ilustrasi minum kopi di sore hari.Shutterstock/sebra Ilustrasi minum kopi di sore hari.
Kafein adalah stimulan, maka dari itu, mengonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan beberapa gejala yang berhubungan dengan stimulasi otak dan sistem saraf.

Tanda utama ketergantungan kafein adalah seseorang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kafein.

"Jika Anda tidak dapat berfungsi tanpa secangkir kopi setiap hari di pagi hari, ada kemungkinan Anda bergantung pada kafein," kata Vivek Cherian seorang dokter penyakit dalam dengan praktik pribadi.

Selain itu, ada beberapa gejala ketergantungan kafein, meliputi:

  1. Pusing
  2. Merasa goyah
  3. Sakit kepala
  4. Peningkatan tekanan darah
  5. Sulit berkonsentrasi
  6. Gugup
  7. Jantung berdebar atau kelainan detak jantung lainnya
  8. Masalah tidur

Jenis kecanduan ini bahkan dapat tumpang tindih dengan kecanduan kerja. Ini karena beberapa orang menggunakan efek stimulasi dari zat ini untuk bekerja lebih baik secara mental atau fisik.

Baca juga: Makanan dan Minuman yang Mengandung Kafein dan Manfaatnya bagi Tubuh

 

Cara mengurangi asupan kafein

Jika seseorang memutuskan untuk mengurangi penggunaan kafein, ada berbagai metode yang dapat membantu seperti halnya berikut:

1. Buat buku harian kafein

Saat mengonsumsi kafein dalam jumlah besar setiap hari, akan sangat berguna untuk mencatat berapa banyak yang dikonsumsi.

Sebuah studi 2016 menemukan bahwa peminum kafein yang berlebihan (lebih dari 600 miligram per hari) dapat secara signifikan mengurangi konsumsi dengan membuat buku harian kafein di samping konseling.

2. Kurangi asupan kafein secara bertahap

Saat seseorang mencoba untuk berhenti mengonsumsi kafein, maka hal tersebut akan memicu gajala putus zat yang disertai dengan gejala penarikan kafein.

Untuk itu, salah satu cara menghindari gejala penarikan yang kuat adalah dengan mengurangi konsumsi kafein secara bertahap dan jangan berhenti secara langsung.

Misalnya, Lam mengatakan, seseorang dapat mengurangi satu cangkir sehari atau setiap beberapa hari. 

3. Ganti minuman berkafein tinggi dengan alternatif lain

Memilih minuman dengan kandungan kafein yang lebih rendah dapat membantu seseorang mengurangi asupan sambil tetap memberikan dorongan.

Lam mengatakan, seseorang bisa minum teh hitam atau teh hijau yang masih mengandung kafein, tetapi lebih sedikit dari kopi atau minuman berenergi.

4. Tetap terhidrasi

Kafein memiliki sifat diuretik yang dapat membuat ginjal mengeluarkan cairan lebih banyak dan membuat seseorang sering buang air kecil.

Untuk itu, minum cukup air dapat membantu mengencerkan kekuatan kafein dan juga membantu ginjal mendetoksifikasi kafein dan metabolitnya lebih cepat.

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Makanan yang Dihindari Penderita Hipertensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sempat Dikira Sampah, Pria di Norwegia Temukan Pedang Viking Berusia 1.000 Tahun

Sempat Dikira Sampah, Pria di Norwegia Temukan Pedang Viking Berusia 1.000 Tahun

Tren
Apakah Dinasti Politik Termasuk 'Human Rights'? Ini Kata Pusham UII

Apakah Dinasti Politik Termasuk "Human Rights"? Ini Kata Pusham UII

Tren
Sosok Arie Putra dan Budi Adiputro, Host Total Politik yang Tuai Sorotan

Sosok Arie Putra dan Budi Adiputro, Host Total Politik yang Tuai Sorotan

Tren
Pemerintah Gelar Sidang Isbat 7 Juni, Adakah Potensi Idul Adha 2024 Beda?

Pemerintah Gelar Sidang Isbat 7 Juni, Adakah Potensi Idul Adha 2024 Beda?

Tren
Berbeda dengan Meteor, Apa Itu Asteroid? Berikut Pengertian dan Klasifikasinya

Berbeda dengan Meteor, Apa Itu Asteroid? Berikut Pengertian dan Klasifikasinya

Tren
Daftar UMP di 38 Provinsi, Jadi Minimal Gaji yang Akan Dipotong Tapera

Daftar UMP di 38 Provinsi, Jadi Minimal Gaji yang Akan Dipotong Tapera

Tren
7 Berkas Pendaftaran CPNS 2024 yang Harus Disiapkan sejak Sekarang

7 Berkas Pendaftaran CPNS 2024 yang Harus Disiapkan sejak Sekarang

Tren
Indonesia Dapat Hibah Kapal dari Korea Selatan, seperti Apa Spesifikasinya?

Indonesia Dapat Hibah Kapal dari Korea Selatan, seperti Apa Spesifikasinya?

Tren
80 Persen Dana Tapera Akan Jadi Obligasi, Tepis Isu Dipakai Tambal Pendapatan Negara

80 Persen Dana Tapera Akan Jadi Obligasi, Tepis Isu Dipakai Tambal Pendapatan Negara

Tren
Sepak Terjang Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI yang Marah ke Mendikbud

Sepak Terjang Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI yang Marah ke Mendikbud

Tren
Apa Itu Asian Value yang Ramai di Medsos, Sejarah, dan Tokohnya?

Apa Itu Asian Value yang Ramai di Medsos, Sejarah, dan Tokohnya?

Tren
Kronologi PP Muhammadiyah Alihkan Dana dari BSI, Rencana sejak 2020

Kronologi PP Muhammadiyah Alihkan Dana dari BSI, Rencana sejak 2020

Tren
10 Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia, Rugikan Negara Ratusan Triliun Rupiah

10 Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia, Rugikan Negara Ratusan Triliun Rupiah

Tren
Ramai soal Keponakan Jokowi, Bagaskara Ikhlasulla Arif Jadi Manajer di Pertamina

Ramai soal Keponakan Jokowi, Bagaskara Ikhlasulla Arif Jadi Manajer di Pertamina

Tren
Ramai soal Ular Piton Berkepala Dua di Banyumas, Ini Kata Polisi dan Ahli

Ramai soal Ular Piton Berkepala Dua di Banyumas, Ini Kata Polisi dan Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com