Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kereta Api Berhenti Luar Biasa Setelah Gempa Bantul, Ada Apa?

Kompas.com - 01/07/2023, 09:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak kereta api yang berhenti luar biasa atau BLB pascagempa bermagnitudo (M) 6,0 di Selatan Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023) malam.

Salah satunya di Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, setidaknya ada 10 kereta api yang BLB setelah terjadinya gempa.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Krisbiyantoro mengungkapkan alasan kereta api harus BLB pascagempa.

Baca juga: Update Dampak Gempa Bantul: Korban Meninggal, Kerusakan Fasilitas Umum, dan Jaringan Listrik Padam

Alasan kereta api harus berhenti pascagempa

Menurutnya, hal tersebut telah menjadi prosedur operasi standar atau SOP di KAI.

"Sesuai dengan SOP kami bila terjadi gempa, semua kereta api berhenti untuk menunggu pemeriksaan jalur," ujar Krisbiyantoro, dikutip dari Antara, Jumat.

Dalam hal ini, kata dia, seluruh masinis yang sedang mengoperasikan kereta api diminta untuk berhenti secara serentak oleh Pusat Pengendali Perjalanan Kereta Api malalui radio lokomotif terpusat.

Setelah seluruh kereta api berhenti, petugas Unit Jalan dan Jembatan (JJ) melakukan pemantauan guna memastikan kondisi jalan maupun jembatan dalam kondisi aman dilewati kereta api.

"Perintah KA harus berhenti pada pukul 20.05 WIB dan jalan kembali 20.33 WIB," jelasnya.

Baca juga: Gempa M 6,4 Guncang Bantul, DIY, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa selatan Yogyakarta

Atap dapur warga di Sendangsari Kapanewon Minggir, Kabupaten Bantul ambrol akibat guncangan gempa Mag 6,4 pada Jumat (30/06/2023) malam yang berpusat di Barat Daya Bantul. (Foto Dokumentasi BPBD Sleman).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Atap dapur warga di Sendangsari Kapanewon Minggir, Kabupaten Bantul ambrol akibat guncangan gempa Mag 6,4 pada Jumat (30/06/2023) malam yang berpusat di Barat Daya Bantul. (Foto Dokumentasi BPBD Sleman).

Gempa bumi M 6,0 terjadi di wilayah Selatan Yogyakarta pada pukul 19.57 WIB, Jumat (30/6/2023) malam.

Gempa tersebut terasa hingga ke beberapa wilayah, bahkan hingga ke Bandung, Jawa Barat.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa terasa hingga ke wilayah-wilayah tertentu karena kedalaman gempanya.

Untuk diketahui, gempa di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki kedalaman 67 kilometer (km).

Pada kedalaman tersebut, terjadi dua lempeng yang saling bertumbukan, yaitu lempeng Samudera Hindia yang menumbuk ke bawah lempeng Benua Eurasia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menambahkan, gempa dengan kedalaman 67 km merupakan gempa menengah.

Sehingga, tak heran apabila energi yang terpancar dari pusat gempa akan meluas.

"Dengan kedalaman yang cukup dalam, maka energi yang terpancar, spektrumnya bisa meluas sehingga gempa ini terasa di Jawa Timur dan lain-lain. Itu karena kedalamannya 67 kilometer sehingga spektrumnya luas," kata Daryono.

Baca juga: Analisis Gempa M 6,4 Yogyakarta Hari Ini, Pemicu Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, Gara-gara Kritik Pimpinan?

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, Gara-gara Kritik Pimpinan?

Tren
Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Tren
Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Tren
Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Tren
Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com