Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada El Nino, Berikut Wilayah Indonesia yang Sudah Alami Musim Kemarau 2023

Kompas.com - 08/06/2023, 11:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau jelang terjadinya El Nino pada pertengahan 2023.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.

Adanya pemanasan SML tersebut mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudera Pasifik Tengah.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, datangnya El Nino perlu diwaspadai.

Salah satu alasannya, fenomena tersebut dapat menyebabkan curah hujan di Wilayah Indonesia menjadi berkurang.

"Langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan," ujar Diwkorita dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Apa Itu El Nino dan IOD, 2 Fenomena Gangguan Iklim yang Terjadi Bersamaan pada Juni 2023?

Dampak El Nino

Dwikorita menjelaskan bahwa minimnya curah hujan akibat El Nino juga dapat meningkatkan jumlah titik api.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Karena alasan itulah Dwikorita meminta pemerintah untuk melakukan langkah preventif untuk mengantisipasi dampak lanjutan.

Sektor yang perlu diperhatikan adalah pertanian terutama pada tanaman pangan semusim yang mengandalkan air.

"Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," sambung Dwikorita.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal El Nino dan IOD di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kapan El Nino terjadi?

Dwikorita mengungkapkan, pengamatan BMKG terhadap SML di Samudera Pasifik menunjukkan bahwa La Nina telah berakhir pada Februari 2023.

La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan SML mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Sepanjang periode Maret-April 2023, El Niño-Southern Oscillation (ENSO) berada pada fase Netral yang mengindikasikan tidak adanya gangguan iklim dari Samudra Pasifik pada periode tersebut.

Baca juga: Berdampak pada Cuaca di Indonesia, Kapan Puncak El Nino Terjadi?

ENSO adalah fenomena laut-atmosfer yang terjadi secara berkala dan tidak teratur yang melibatkan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik timur laut dan berpengaruh terhadap sebagian besar daerah tropis dan subtropis.

Dengan peluang lebih 80 persen, ENSO Netral diprediksi mulai beralih menuju fase El Nino pada periode Juni 2023 dan diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat.

"Kombinasi dari fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang diprediksi akan terjadi pada semester II 2023 tersebut dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode Musim Kemarau 2023," jelas Dwikorita.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Dampak El Nino pada Sektor Pertanian

Wilayah Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau

Jelang terjadinya El Nino, berbagai wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.

Hal tersebut dikatakan Plt Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG Fachri Rajab berdasarkan hasil pemantauan BMKG terhadap 699 Zona Musim (ZOM) hingga akhir Mei 2023.

Hasil pemantauan BMKG menunjukkan, sebanyak 28 persen atau 194 ZOM di wilayah Indonesia telah masuk periode musim kemarau.

Sementara 56 persen wilayah lainnya atau 392 ZOM masih mengalami musim hujan.

Daftar wilayah di Indonesia yang sudah mengalami musim kemarau dapat disimak di bawah ini:

  • Aceh bagian timur.
  • Sumatera Utara bagian timur.
  • Riau bagian timur.
  • Bengkulu bagian barat.
  • Lampung bagian selatan.
  • Banten bagian utara.
  • DKI Jakarta.
  • Jawa Barat bagian utara.
  • Sebagian Jawa Tengah.
  • DIY bagian selatan.
  • Sebagian wilayah Jawa Timur.
  • Sebagian Bali.
  • Sebagian NTB.
  • Sebagian NTT.
  • Sebagian Gorontalo.
  • Sebagian Sulawesi Tengah.
  • Sebagian Tenggara bagian selatan.
  • Sebagian Kepulauan Maluku.
  • Sebagian Maluku Utara.

Baca juga: Australia Peringatkan Munculnya El Nino, Cuaca Akan Lebih Kering

Wilayah dengan curah hujan bawah normal

BMKG juga merilis daftar wilayah di Indonesia yang mengalami curah hujan bawah normal pada 2023.

Hal tersebut terkait bulan Juli, Agustus, dan September (JAS) 2023 yang diprediksi sebagai periode puncak musim kemarau.

Berikut daftar wilayah di Indonesia yang mengalami curah hujan bawah normal:

  • Sebagian besar Pulau Sumatera.
  • Jawa.
  • Bali.
  • NTB.
  • Sebagian NTT.
  • Sebagian besar Kalimantan.
  • Sebagian besar Sulawesi.
  • Sulawesi Utara.
  • Maluku Utara.
  • Sebagian Maluku.
  • Sebagian Papua Barat.
  • Sebagian Papua.

Beberapa daerah juga akan mengalami curah hujan yang sangat rendah yaitu kurang dari 20 mm/bulan yang meliputi:

  • Sumatera bagian selatan.
  • Jawa.
  • Bali.
  • NTB.
  • NTT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com