Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, pembunuhan yang terjadi pada PO karena Slamet mengaku kesal lantaran korban terus menagih uang hasil dari penggandaan yang dijanjikan pelaku.
Slamet juga menghabisi nyawa korbannya karena khawatir aksi penggandaan uang yang dilakukannya akan dilaporkan ke polisi.
Hal itu juga yang diduga menjadi penyebab pelaku membunuh 10 korban lainnya.
"Motifnya kesal sering ditagih oleh korban. Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas lalu membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa," kata Hendri.
Setelah mendapatkan laporan korban pada Senin (27/3/2023), Kepolisian kemudian menelusuri lokasi Slamet dan melakukan penyelidikan.
Awalnya polisi mendapatkan satu korban pembunuhan dukun pengganda uang tersebut, yakni PO.
Kemudian dari hasil pengembangan polisi berangsur-angsur menemukan 10 jenazah korban lainnya hingga total 11 orang termasuk PO.
"Awalnya, pengakuan tersangka lima orang. Ketika sampai TKP, bertambah empat orang. Jadi seluruhnya sepuluh orang," ujar Hendri dikutip dari Kompas.com (3/4/2023).
Sebanyak 10 jenazah itu ditemukan saat polisi dan sukarelawan melakukan penggalian di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi penggalian itu berada di lereng bukit yang ditanami singkong dan pohon puspa.
Untuk mencapai lokasi itu, tim harus melewati perkebunan kubis yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan raya antara Wanayasa, Banjarnegara, dengan Kajen, Pekalongan.
Sedikitnya ada tiga titik yang digali oleh petugas setelah ditunjukkan oleh Slamet Tohari.
Hendri mengatakan, korban dukung pengganda uang Slamet berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain PO warga Sukabumi, Jawa Barat, terdapat pula seorang korban dari Palembang dan dua orang dari Yogyakarta.
"Kemudian yang lainnya itu sampai saat ini tersangka masih lupa, mungkin besok akan kita lanjutkan lagi untuk mengidentifikasi korban-korban lainnya," kata Hendri.
Pihaknya mengatakan, tak tertutup kemungkinan jumlah korban akan kembali bertambah.
Dari penggalian kuburan yang dilakukan sejak Senin (3/4/2023) siang hingga pukul 15.00 WIB, ada 10 jenazah yang dievakuasi dengan beberapa jenazah yang dikubur dalam satu lubang.
Terkait temuan ini, Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy meminta warga yang merasa kehilangan anggota keluarga agar melapor ke Polres Banjarnegara.
"Bisa juga ke kantor kepolisian terdekat," terangnya.
Iqbal mengungkapkan, jenazah-jenazah tersebut akan diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng pada Senin malam.
(Sumber: Kompas.com/Reza Kurnia Darmawan, Muhamad Syahrial)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.