KOMPAS.com - Dukun pengganda uang Slamet Tohari (45) ditangkap jajaran Polres Banjarnegara karena melakukan pembunuhan terhadap 11 korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Aksi kejahatan Slamet terungkap setelah salah satu korbannya sempat mengirim pesan kepada keluarganya sebelum dibunuh pelaku.
Modus penggandaan uang yang dilakukan Slamet diduga sudah berlangsung sejak lama. Pelaku lalu menghabisi nyawa korbannya saat meminta kembali uangnya.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: Kronologi, Motif, dan Jumlah Korban
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai dukun pengganda uang ini bermula saat GE melapor ke Polres Banjarnegara pada Senin (27/3/2023).
GE melapor bahwa ayahnya, PO, diduga hilang setelah berangkat dari Sukabumi, Jawa Barat ke Banjarnegara pada Senin (20/3/2023). PO diduga mendatangi rumah pelaku untuk menagih uangnya.
Saat berada di rumah pelaku tersebut, PO sempat mengirim pesan kepada keluarga agar menghubungi polisi jika dirinya hilang kabar.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," bunyi pesan korban yang dikirimkan kepada kelaurga dikutip dari Kompas.com, Senin (3/4/2023).
GE menceritakan ia sempat diajak ayahnya bertemu dengan Slamet Tohari di Wonosobo, Jawa Tengah pada Juli 2022. Slamet saat itu dikenal sebagai dukun penggandaan uang.
Slamet lalu mengajak PO dan GE untuk datang ke rumahnya di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara untuk membahas rencana penggandaan uang yang diinginkan korban.
Setelah pertemuan itu PO diduga terpedaya dengan iming-iming penggandaan uang yang dilakukan pelaku.
Kepada polisi Slamet mengatakan, PO menyerahkan uang kepada dirinya secara bertahap. Dari total uang sebanyak Rp 70 juta itu, Slamet menjanjikan bisa menggandakan uang hingga mencapai Rp 5 miliar.
"Uang Rp 70 juta itu berangsur-angsur. Pertama Rp 20 juta, lalu Rp 10 juta, terus sampai Rp 70 juta. Saya janjikan jadi Rp 5 miliar," kata Slamet dikutip dari Kompas.id.
Uang itu menurut Slamet dia gunakan untuk membayar utang.