Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Arogansi Koboi Jalanan

Kompas.com - 23/02/2023, 11:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Eksistensi Sosial

Seseorang yang berani melabrak orang lain di muka umum dan menjadi tontonan publik, patut diduga bahwa yang bersangkutan butuh pengakuan sosial. Ia merasa perlu melakukan hal tersebut untuk memenuhi satu kebutuhan khusus dalam dirinya.

Sejatinya, individu yang terlalu ingin diakui eksistensinya, justru perlu dikasihani. Patut di duga bahwa dalam kehidupan kesehariannya, yang bersangkutan tidak cukup didengarkan segala keluhannya, tidak cukup diapresiasi segala prestasinya, dan tidak cukup diakui pemikirannya. Dampaknya, ia mencari pemenuhan kebutuhan tersebut pada cara-cara yang tidak terduga dan bahkan berpotensi melukai ego orang lain.

Kebutuhan dasar seseorang secara individu adalah untuk diakui. Sejumlah orang telah memiliki jalur untuk diakui kepintarannya, kepakarannya, prestasinya, kontribusinya dan lain-lain melalui akses yang legal dan bermartabat.

Namun, ada sejumlah anggota masyarakat yang masih dahaga terkait pemenuhan kebutuhan untuk diakui itu. Maka, begitu ada celah, ia akan ambil kesempatan tersebut.

Berbasis self determinant theory (Kirkland dkk, 2011), salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan otonomi, atau kendali penuh atas sikap dan perilakunya sendiri. Maka, seseorang akan merasa semakin nyaman dengan dirinya ketika kebutuhan berotonomi, atau melakukan tindakan berbasis keinginannya sendiri terpenuhi.

Namun jelas, hal ini tidak boleh kebablasan sampai mencederai pihak lain. Upaya pemenuhan kebutuhan psikologis pribadi, tetap perlu untuk selalu berada dalam koridor harmoni sosial. Namun fakta sosial di lapangan berkata lain. Aksi kekerasan demi kekerasan terjadi, dan sebagian di antaranya diwarnai sikap arogan.

Ketika hal itu terjadi berulang dan memakan banyak korban, maka peringatan dini untuk membangun pendidikan karakter bangsa tidak boleh lagi diabaikan.

Masyarakat dibentuk melalui sekumpulan nilai dan norma yang disepakati bersama, walaupun tidak harus selalu tertulis. Arogansi pribadi/atau kelompok masyarakat tertentu dapat mencederai nilai dan norma yang disepakati bersama tersebut.

Bangunan utuh masyarakat dapat menjadi oleng dan goyah, sehingga memerlukan keseimbangan baru. Pihak berwenang tidak boleh membiarkan praktik-praktik itu. Perlu segera dilakukan langkah hukum untuk mencegah perbuatan semacam itu menjadi "tradisi" atau membudaya.

Kesadaran berwarga negara seyogianya dapat tercermin dari penghayatan akan penggunaan fasilitas umum bersama. Jalan raya adalah fasilitas umum bersama yang seharusnya digunakan sebaik-baiknya, sesuai dengan kebutuhan.

Perilaku arogan pada penggunaan fasilitas negara hanya akan merusak dan menciderai keharmonisan bermasyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Tren
'Cybertyping': Munculnya Julukan 'The Nuruls' hingga 'Jamet Kuproy' di Medsos

"Cybertyping": Munculnya Julukan "The Nuruls" hingga "Jamet Kuproy" di Medsos

Tren
Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Tren
BP Tapera Akan Ikuti Arahan Menteri Basuki soal Tapera Ditunda

BP Tapera Akan Ikuti Arahan Menteri Basuki soal Tapera Ditunda

Tren
Apa Saja Cara dan Syarat Pisah KK? Berikut Penjelasan Dirjen Dukcapil

Apa Saja Cara dan Syarat Pisah KK? Berikut Penjelasan Dirjen Dukcapil

Tren
Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Tren
6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

Tren
Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Tren
Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Tren
Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Tren
Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Tren
Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Tren
Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Tren
5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com