Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Negara Ini Catatkan Kematian akibat Amoeba Pemakan Otak, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 29/12/2022, 20:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infeksi Naegleria fowleri atau dikenal sebagai amoeba pemakan otak, menarik perhatian usai Korea Selatan melaporkan kematian pertama pada Senin (26/12/2022).

Diberitakan The Korea Herald, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengonfirmasi, korban adalah pria berusia sekitar 50 tahun yang baru kembali dari Thailand.

Pria itu kembali ke Korea pada 10 Desember 2022 setelah empat bulan bertugas di sana.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Pendarahan Otak seperti yang Dialami Indra Bekti

Sempat dibawa ke rumah sakit, akan tetapi nyawanya tak tertolong dan meninggal pada Rabu (21/12/2022).

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Naegleria fowleri adalah amoeba atau organisme hidup bersel tunggal yang hidup di air tawar hangat.

Mereka hidup di sumber mata air tawar panas, seperti danau dan sungai di seluruh dunia.

Meski jarang muncul, infeksi amoeba pemakan otak dapat menyerang sistem saraf manusia dan hampir selalu menyebabkan kematian pada korban.

Baca juga: Mengenal Amoeba Pemakan Otak yang Menewaskan Satu Orang di Korsel

Berikut tiga negara yang pernah melaporkan kematian akibat infeksi amoeba pemakan otak:


1. Korea Selatan

Setelah kematian korban, KDCA melakukan tes genetik pada tiga jenis patogen Naegleria fowleri untuk memastikan penyebab kematian.

Pengujian mengonfirmasi, gen dalam tubuh korban 99,6 persen mirip dengan penemuan pada pasien meningoensefalitis amoeba primer di luar negeri yang disebabkan Naegleria fowleri.

KDCA menjelaskan, amoeba menginfeksi seseorang melalui hidung dan masuk ke otak. Saat amoeba berhasil terhirup dan mendiami otak, korban mungkin akan mengalami gejala awal seperti sakit kepala, demam, mual, atau muntah.

Baca juga: Apakah Rutin Minum Susu Bisa Membuat Otak Lebih Tajam?

Selanjutnya, beberapa gejala lain termasuk sakit kepala parah, demam, muntah, dan leher kaku.

Meski penularan amoeba pemakan otak dari manusia ke manusia tidak mungkin terjadi, KDCA meminta warga untuk tidak berenang di daerah dan lingkungan penyebarannya.

Pasalnya, sebagian besar kasus dimulai saat korban berenang di tempat amoeba pemakan otak bersemayam.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lesi Otak seperti yang Diidap Ruben Onsu?

2. Amerika Serikat

Ilustrasi amoeba Naeglaria fowleri, protozoa yang menyebabkan infeksi otak mematikan. Sering disebut sebagai amoeba pemakan otak.SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon Ilustrasi amoeba Naeglaria fowleri, protozoa yang menyebabkan infeksi otak mematikan. Sering disebut sebagai amoeba pemakan otak.

Halaman:

Terkini Lainnya

Bocoran Susunan Satgas Judi Online yang Dikomandoi Menko Polhukam, Ada Siapa Saja?

Bocoran Susunan Satgas Judi Online yang Dikomandoi Menko Polhukam, Ada Siapa Saja?

Tren
Seorang Dokter Temukan Potongan Jari Manusia di Dalam Es Krim 'Cone'

Seorang Dokter Temukan Potongan Jari Manusia di Dalam Es Krim "Cone"

Tren
4 Kader Gerindra yang Dapat Jatah Komisaris BUMN, Siapa Saja?

4 Kader Gerindra yang Dapat Jatah Komisaris BUMN, Siapa Saja?

Tren
Apakah Karyawan Swasta Dapat Libur Cuti Bersama Idul Adha? Berikut Aturannya

Apakah Karyawan Swasta Dapat Libur Cuti Bersama Idul Adha? Berikut Aturannya

Tren
7 Manfaat Memelihara Anjing, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Jantung

7 Manfaat Memelihara Anjing, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Jantung

Tren
Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Tren
Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Tren
Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Tren
Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Tren
KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

Tren
Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Tren
Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Tren
Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Tren
Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Tren
Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com