Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 5,8 Guncang Sukabumi, Ini Daerah yang Merasakannya

Kompas.com - 08/12/2022, 09:13 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (8/12/2022) pukul 07.50 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, titik gempa berada pada 22 kilometer tenggara Sukabumi dengan kedalaman 122 kilometer.

Menurutnya, gempa ini dipicu adanya deformasi batuan dalam lempeng (instraslab) pada lempeng Indo-Australia atau disebut zona benioff.

"Ground motion-nya memang lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain," tulis Daryono melalui akun Twitter-nya, Kamis.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan di wilayah yang terdampak gempa Sukabumi.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Daerah yang merasakan

Tak hanya Sukabumi, getaran gampa pagi ini juga dirasakan di sejumlah daerah, termasuk Jakarta.

Gucangan gempa dirasakan di Rancaekek dengan skala instensitas IV MMI.

Sementara daerah Lembang, Bogor, Bandung, Pangandaran. Padalarang, dan Cianjur merasakan guncangan gempa dengan skala intensitas III MMI.

Wilayah Sumur, Sukabumi, Jakarta Selatan, Garut, Bekasi, dan Tangerang dengan skala II MMI.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

Gempa Sukabumi ini menjadi rentetan panjang gempa yang mengguncang wilayah Jawa Barat dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Mengapa Belakangan Jawa Barat Sering Diguncang Gempa? Ini Penjelasannya

Penyebab gempa guncang Jawa Barat

Ilustrasi gempa.Shutterstock Ilustrasi gempa.

Pada Sabtu (3/12/2022), misalnya, gempa berkekuatan M 6,4 juga mengguncang wilayah Garut dan sekitarnya.

Ini terjadi setelah adanya gempa M 5,6 di Cianjur yang merenggut ratusan nyawa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Menurut Daryono, Jawa Barat merupakan daerah seismik aktif dan kompleks. Artinya, guncangan aktif bisa berasal dari darat atau laut dengan aktivitas cukup intensif.

"Kalau dihitung-hitung, di antara Pulau Jawa, Jawa Barat yang paling aktif aktivitas gempanya," dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Daryono menambahkan, gempa Jawa Barat sangat kompleks karena terdapat banyak sumber gempa.

Sumber-sumber gempa itu termasuk sesar aktif Cimandiri, Garut Selatan, Lembang, Padalarang, Balibis, serta sesar-sesar yang belum terpetakan, seperti sumber gempa yang membangkitkan gempa Cianjur.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesar Cimandiri, Sebaran Sesar hingga Potensi Bahayanya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com