Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Amankah Bepergian Naik Pesawat Terbang?

Kompas.com - 01/11/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di Inggris dikenal badan bernama AAIB UK – Air Accidents Investigation Branch United Kingdom. Badan yang sama di Indonesia adalah KNKT – Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Apabila terjadi kecelakaan transportasi di wilayah yurisdiksi Indonesia, termasuk kecelakaan pesawat terbang, maka pihak yang berwenang untuk melakukan investigasi adalah KNKT.

Biasanya penyelidikan kecelakaan pesawat terbang dilakukan merujuk regulasi standar secara internasional.

Dalam hal ini pihak pabrik pesawat akan turut serta membantu proses penyelidikan. Demikian pula negara yang warganya turut menjadi korban kecelakaan, akan membantu proses investigasi tersebut.

Keikut sertaan beberapa lembaga internasional lain yang terkait, ditujukan agar hasil penyelidikan mencapai hasil maksimal, sehingga kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak terulang kembali.

Selanjutnya hasil penyelidikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan akan disebarluaskan ke semua pihak terkait untuk diketahui secara jelas.

Tidak hanya faktor penyebab kecelakaan yang dipublikasikan untuk diketahui, akan tetapi juga rentetan rekomendasi dari tim penyelidik diikut sertakan agar kecelakaan dapat dicegah.

Itu sebabnya, maka penyelidikan atau investigasi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang yang dilakukan oleh NTSB, AAIB, atau KNKT tidak bertujuan mencari siapa yang salah atau disalahkan.

Penyelidikan tentang penyebab kecelakaan pesawat terbang, murni ditujukan agar penyebab kecelakaan yang sama tidak terjadi lagi.

Dengan teknologi mutakhir, maka proses penyelidikan kecelakaan pesawat terbang relatif menjadi lebih mudah.

Setiap pesawat terbang yang akan digunakan dalam penerbangan sipil komersial di persyaratkan untuk dilengkapi dengan Black Box.

Black Box terdiri dari dua bagian besar, yaitu CVR – Cockpit Voice Recorder dan FDR – Flight Data Recorder.

Dengan bantuan black box tersebut para investigator dapat memperoleh dengan mudah berbagai data mengenai penerbangan dan juga mendengarkan rekaman pembicaraan di Cockpit antar Pilot dan antara Pilot dengan Air Traffic Controller.

Data yang diperoleh dari Black Box adalah rekaman peristiwa atau kejadian pada 30 terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.

Demikianlah proses perkembangan produksi pesawat terbang angkut penumpang modern akan selalu mengalami penyempurnaan dan perbaikan dari waktu ke waktu sesuai kemajuan teknologi penerbangan.

Di sisi lain apabila terjadi kecelakaan, proses investigasi tentang penyebab terjadinya kecelakaan dilaksanakan sesuai prosedur standar internasional dan hasilnya akan digunakan bagi penyempurnaan tata kelola proses produksi di pabrik dan juga dalam proses education and training bagi SDM yang mengawakinya.

Kesimpulan dari itu semua adalah bepergian dengan pesawat terbang adalah bepergian dengan moda angkutan yang paling aman dibanding dengan moda angkutan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com