Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jusuf Irianto
Dosen

Guru Besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga, Surabaya

"Differential Privacy", Metode Efektif Perlindungan Data Pribadi

Kompas.com - 30/09/2022, 14:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KASUS kebocoran data pribadi yang mencuat di Indonesia sangat memprihatinkan. Jumlah kebocoran yang mencapai jutaan data mengancam keamanan dan privasi.

Tahun 2021, ada data 279 juta peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bocor. Disusul data jutaan nasabah perusahaan asuransi plat merah serta 1,3 juta pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC) versi lama dari Kementerian Kesehatan.

Lembaga pemerintah pun tak lepas dari ancaman kebocoran data. Berdasar laporan Dark Tracer, pada kuartal pertama 2022 tercatat 849.859 data kredensial bocor. Ada 240.000 data (28 persen dari total kebocoran) di antaranya milik pemerintah.

Baca juga: Meredam Serangan di Ruang Siber dan Penyalahgunaan Data Pribadi

Pemerintah dituntut hadir melindungi data pribadi dan organisasi atau lembaga melalui regulasi yang tepat. Karena itu, menjelang akhir September 2022 ini telah disahkan Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) oleh DPR menjadi UU PDP. Regulasi itu merupakan bentuk nyata kehadiran negara melindungi warga negara di era digital.

Orientasi UU PDP pada pendekatan preventif berupa perlindungan data setiap warga negara akibat perkembangan teknologi digital. Tak sekadar mendorong kreatifitas dan inovasi dalam mengisi era digital, UU PDP juga menjunjung etika, tanggung jawab, dan respek pada hak asasi manusia.

Pasca-pengesahan UU PDP, pemerintah perlu berinisiatif menyiapkan regulasi derivatif berupa rancangan peraturan pemerintah (PP) berfungsi agar UU PDP dapat segera dapat diimplementasikan. Dalam rancangan PP tersebut dapat dikembangkan alternatif metode yang telah dikembangkan para ahli dalam rangka perlindungan data pribadi.

"Differential privacy"

Di antara ahli yang menyodorkan metode proteksi data pribadi adalah Simson L Garfinkel dan Claire McKay Bowen. Dalam tulisan bertajuk “Preserving Privacy While Sharing Data” (MIT Sloan Management Review, Summer 2022), mereka menekankan pemerintah wajib melindungi data peribadi melalui regulasi.

Namun, Grafinkel dan Bowen juga mengakui bahwa semakin banyak data dirilis, kian besar pula kemungkinan data terendus pihak tak bertanggungjawab, walaupun telah ada regulasi atau sistem proteksi yang canggih.

Mengutip para ilmuwan komputer, Grafinkel dan Bowen menyarankan agar pemerintah menggunakan pendekatan matematis yang disebut differential privacy (DP), sebagai upaya meredam kebocoran data pribadi.

DP berfungsi menambahkan kesalahan kecil yang disebut derau statistik (statistical noise) ke data yang mendasarinya (asli) atau saat menghitung hasil statistik. Kian banyak derau akan menghasilkan lebih banyak kemungkinan bagi proteksi data.

Statistical noise digunakan untuk melindungi data sehingga DP dinilai sebagai salah satu terobosan teknologi digital. Pendekatan matematis ini merupakan teknik penilaian numerik atas hilangnya privasi setiap kali data dirilis.

Setiap perilis data dapat mengendalikan intensitas statistical noise untuk kemudian ditambahkan ke data. Sebagai hasilnya, akan dapat diperoleh level akurasi yang diinginkan guna memastikan level perlindungan privasi mencapai titik maksimal atau sebaliknya.

Grafinkel dan Bowen juga menyebut bahwa pada tahun 2008 Biro Statistik AS (US Census Bureau) menggunakan aplikasi OnTheMap berbasis DP. Aplikasi mampu menyajikan data penduduk secara lengkap mencakup rata-rata usia, jenis kelamin, ras, lokasi perusahaan tempat bekerja bahkan rincian gaji yang diterima, serta data lainnya.

Baca juga: Tragedi Keamanan Siber dan Data Pribadi

Guna mencegah pencurian data penduduk oleh oknum tak bertanggungjawab, DP menambahkan noise ke data asli dengan mengubah jumlah orang yang tinggal dan bekerja di setiap wilayah. Karena itu, data tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pelaku kejahatan.

Kini Departemen Pendidikan AS pun menggunakan DP untuk memublikasikan statistik income lulusan baru perguruan tinggi. Perusahaan sekaliber Apple, Google, Meta, Microsoft, dan Uber pun kini siap menerapkan penggunaan DP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Tren
Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Tren
Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Tren
Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

Tren
23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com