KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan jajaran benda bercahaya mirip bintang melintasi langit dekat Gunung Semeru, Jawa Timur ramai di media sosial TikTok.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini pada Kamis (28/7/2022), dan hingga Jumat (29/7/2022) siang telah ditonton lebih dari 350.000 pengguna TikTok.
Pengunggah menerangkan, video tersebut diambil dari titik pengamatan di Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (21/7/2022) hingga Minggu (24/7/2022).
Jajaran benda bercahaya tersebut, diterangkan dalam video sebagai, "Fenomena langka muncul bintang berjajar memanjang melintas di Gunung Semeru."
Adapun menurut pengunggah, fenomena ini terekam kamera pemantauan saat tengah malam.
Baca juga: Penjelasan Peneliti BRIN soal Video Viral Benda Bercahaya di Langit Semeru
@gbchannel87 Setelah muncul pelangi ditengah malam,lalu muncul seperti bintang yg berjajar memanjang melintas di Gunung Semeru.. ????????????????????????? #fenomena #gunungsemeru #fyp #misteri #semeru #fyp? #bintang #meteor @Jhony Vanbejhon ? original sound - putriariani
Lantas, benda bercahaya apa yang melintasi langit dekat Gunung Semeru itu?
Terkait hal ini, Kompas.com menghubungi peneliti pusat sains antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.
Andi menuturkan, jajaran benda bercahaya dalam video tersebut mirip dengan fenomena yang terjadi di Bali pada 5 Maret 2022 silam.
Yakni, kemungkinan merupakan satelit Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.
"Itu adalah satelit Starlink yang berjajar. Satelit komunikasi Starlink yang diluncurkan oleh SpaceX," ujar Andi saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: Ramai Bintang Gatotkaca Disebut Mirip Captain Marvel, Ini Sejarahnya
Andi menegaskan, melintasnya Starlink bukan merupakan fenomena yang berbahaya.
Satelit ini justru memiliki sejumlah manfaat bagi kehidupan manusia.
"Tidak berbahaya bagi Bumi. Justru satelit ini bermanfaat untuk menunjang komunikasi internet berbasis satelit dengan biaya yang lebih murah," jelas Andi.
Baca juga: Viral, Video Diduga Bintang Jatuh di Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN
Lalu, apa itu Starlink?
Dilansir dari Kompas.com, 5 Juli 2022, Starlink adalah layanan internet satelit yang berada di bawah naungan perusahaan roket SpaceX milik Elon Musk.
Setelah meluncur secara global pada Agustus 2021, Starlink kini terus memperluas jangkauannya.
Tercacat hingga Mei 2022, perusahaan milik Elon Musk ini telah memperluas ketersediaannya di 32 negara di dunia, antara lain Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko.
Adapun, Starlink baru ditargetkan akan masuk Indonesia pada 2023 mendatang.
Baca juga: Video Viral Bintang Tsurayya, Ini Penjelasan Lapan
Dikutip dari Kompas.com, 12 Juni 2022, salah satu yang membedakan Starlink dengan penyedia atau provider internet satelit lainnya yakni pada orbit satelit.
Umumnya, provider internet satelit lain berada di orbit geostasioner, sekitar 35.000 km dari bumi.
Berada di orbit ini memungkinkan satelit memiliki jangkauan luas. Namun, satelit semacam itu memiliki konektivitas lambat dan latensi tinggi.
Sementara itu, Starlink memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km dari Bumi.
Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas
Meski cakupan Starlink relatif kecil, tetapi karena hadir di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna menjadi jauh lebih rendah dibanding layanan internet satelit biasa.
Latensi pun juga jauh lebih rendah, sehingga Starlink menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.
Misalnya, seperti dalam laporan pembuat aplikasi kecepatan internet Speedtest, Ookla, 28 Juni 2022, Starlink di Lituania memiliki kecepatan unduh mencapai 160,08 Mbps dan kecepatan unggah hanya 24,19 Mbps.
Sementara itu, internet Starlink di Australia memiliki kecepatan unduh mencapai 124,31 Mbps dan kecepatan unggah 11,71 Mbps.
Baca juga: Link CCTV Pantau Kondisi Terkini Gunung Semeru