Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Drs. I Ketut  Suweca, M.Si
PNS dan Dosen Ilmu Komunikasi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Pencinta dunia literasi

Mengapa dan Bagaimana Menulis Buku?

Kompas.com - 09/07/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MARI kita merenung sejenak. Kita sampai dengan pendidikan seperti sekarang dengan bekal ilmu, dari mana ilmu itu kita dapatkan? Tentu dari sekolah dan perguruan tinggi.

Para guru dan dosen telah mendidik kita dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Mereka mememperoleh ilmu dari buku-buku yang dibaca dan kemudian mentransfernya kepada kita.

Kita pun memperlangkapi diri dengan ilmu pengetahuan dari buku-buku yang menjadi rujukan.

Kalau kita kemudian berprofesi seperti mereka – menjadi guru atau dosen, kita pun akhirnya meneruskan apa yang sudah kita pelajari kepada generasi berikutnya.

Mengapa menulis buku?

Sejak dulu hingga kini, kehadiran buku selalu berada di tempat yang strategis. Buku-buku itulah yang menjadi jembatan penghubung antargenerasi dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, dan kesusasteraan.

Ini berlangsung sejak dulu dengan teknologi perbukuan yang semakin lama semakin bekembang. Kini, tak hanya ada buku cetak, buku elektronik (e-book) pun telah tersedia.

Apa artinya semua itu? Benar bahwa ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan teknologi telah dihadirkan dan diteruskan melalui sarana buku-buku. Buku sudah lama menjadi media transfer knowledge yang paling dikenal.

Kalau sejak dulu, para filsuf, para ahli, para sastrawan, menuangkan gagasan dan pengalaman hidupnya melalui buku, bagaimana dengan sekarang dan nanti?

Saya kira akan sama saja, buku akan terus berperan dalam mewadahi berbagai pemikiran dan meneruskannya dari generasi ke generasi dengan format yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Nah, bagi kaum terpelajar, apa yang disebutkan di atas adalah sebuah tantangan. Sudahkah masuk di jalur ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan teknologi seperti halnya dilakukan oleh banyak pendahulu kita.

Tidakkah kita tergerak untuk melanjutkan apa yang dilakukan oleh pengarang atau penulis terdahulu yang produktif berkarya dan sebagian besar dari karya mereka kita nikmati hingga sekarang?

Kaum terpelajar masa kini seyogianya menjawab tantangan ini dengan meneruskan dan membangun tradisi menulis buku.

Dengan menulis buku, maka kita sudah menjadi bagian dari mereka yang menjalankan amanat meneruskan budaya literasi yang sudah terbukti dari masa ke masa berperan demikian besar dalam kemajuan peradaban.

Oleh karena itu, ajakan untuk menulis buku mesti disambut oleh siapa pun yang berpotensi untuk itu, terutama kaum terpelajar Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Berkontribusilah untuk kemajuan dan kecerdasan anak bangsa melalui buku-buku yang ditulis dan diterbitkan. Isilah khasanah perbukuan nasional dengan karya-karya yang bermutu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Tren
Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Tren
Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

Tren
23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com