Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reza Indragiri Amriel
Alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada

Perpolisian Metaverse, Seberapa Penting?

Kompas.com - 02/06/2022, 05:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SENJAKALA bagi (sebagian) crazy rich men nampaknya telah tiba. Sangkakala untuk masa keemasan para “sultan” telah ditiup.

Kiasan ini sebenarnya merupakan pengingat bagi masyarakat bahwa di balik prospek menangguk keuntungan dalam jumlah fantastis, ada unsur-unsur pidana yang bisa mendatangkan kerugian lebih besar lagi dari sekian banyak bisnis investasi berbasis daring.

Diprediksi, dalam waktu-waktu mendatang, akan semakin banyak masyarakat yang melapor ke polisi karena merasa telah dirugikan oleh penipuan dengan modus investasi palsu berskema Ponzi tersebut.

Semakin banyak laporan masyarakat (korban), semakin tinggi pula ekspektasi mereka bagi kerja tuntas dan cepat Polri.

Kejahatan sedemikian rupa merupakan ragam kasus kontemporer yang harus Polri tangani dengan sebaik-baiknya.

Dalam waktu dekat, diperkirakan akan hadir pula rupa-rupa tindak kriminalitas baru seiring dengan terbitnya fajar Metaverse.

Dalam tulisan ini Metaverse dimaknai sebagai ruang virtual berupa versi digital dari berbagai berbagai bentuk kegiatan masyarakat di dunia nyata.

Olahraga, pentas musik, transaksi bisnis, perkencanan, dan lain sebagainya, yang dulu dijalani melalui aktivitas tatap muka secara fisik, perlahan-lahan sudah mulai bisa dilakukan di dunia Metaverse.

Hari ini kehadiran manusia di Metaverse nampaknya masih diasosiasikan dengan permainan. Mirip game The Sims di piranti Playstation.

Tapi semakin canggih teknologi Metaverse ke depan, akan semakin identik pula pengalaman manusia di situ laiknya pengalaman di dunia nyata.

Dan seiring dengan kian beragamanya pengalaman serta aktivitas masyarakat di dunia virtual, aneka kejahatan di metaverse niscaya juga akan muncul bersanding dengan bermacam-macam kejahatan di dunia fisik (real-life crimes).

Alhasil, mari kita teropong ke depan: akankah Polri juga perlu hadir, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum di dunia Metaverse?

Mari kilas balik sejenak.

Dulu, ketika media sosial baru mengetuk pintu peradaban, kebanyakan orang menyambutnya sebagai ruang pertemanan baru belaka.

Di situlah orang-orang bisa bersilaturahmi, bisa bereuni, berbagi informasi, dengan latar kebaikan hati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com