Hal itu, menurut Rara, merupakan kekuatan doa dan kearifan lokal orang Indonesia zaman dulu.
Seperti diketahui, Rara memutari area sirkuit dan menaruh sesaji di tempat tertentu, seperti di pintu race control, lokasi start, dan bagian dalam ruangan di Sirkuit Mandalika.
Untuk melancarkan kegiatannya, Rara diberi sebuah tempat pribadi di area Sirkuit Mandalika.
Lokasi pawang hujan ada di dekat pintu masuk utama, sedikit di belakang pagar. Bahkan, tempat pawang hujan di salah satu tenda itu juga diberi julukan “Gerbang Hijau”.
Dalam tenda tersebut diketahui ada sesaji yang digunakan untuk melakukan ritual memanipulasi hujan di area Sirkuit Mandalika.
Sesaji biasanya tidak dimakan oleh manusia, namun sesaji yang dibuat Rara dibagikan ke orang-orang.
Badan Meterologi dan Geofisika membantah sambil menegaskan bahwa hujan berhenti pada MotoGP Mandalika adalah faktor kebetulan, namun kesaktian Rara sudah terlanjur viral di semesta maya secara tak terhentikan.
Silakan berdebat soal percaya atau tidak percaya kesaktian Rara, tetapi sebagai seorang yang sedikit mempelajari metode promosi sebagai bagian dari marketing-mix, saya berani menyatakan bahwa dengan membeli jasa pawang hujan telah terbukti secara tak terbantahkan bahwa MotoGP Mandalika telah berhasil caper.
Pawang hujan berjaya menarik perhatian seluruh dunia untuk minimal melirik ke arah sirkuit Mandalika sebagai yang termutakhir di antara sekian banyak sirkuit yang telah terlebih dahulu hadir di planet bumi.
Sepanjang sejarah memang belum pernah terdengar berita bahwa hujan deras di Le Mans, Monza, Monaco, Indianapolis, Nuernburgring, Suzuka, Hamamatsu, Shanghai atau mana pun juga dihentikan oleh seorang pawang hujan.
Suka tak suka, apa boleh buat, yang pertama dan satu-satunya adalah Mandalika! MERDEKA!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.