Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Ledakan Nuklir, Kenapa Hiroshima-Nagasaki Bisa Dihuni, tapi Chernobyl Tidak?

Kompas.com - 07/03/2022, 09:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Senjata nuklir dinilai menjadi ketakutan tersendiri karena efeknya yang bisa berdampak hingga puluhan bahkan ratusan tahun.

Saat Perang Dunia II, kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dijatuhi bom nuklir "Little Boy" dan "Fat Man" pada 6 dan 9 Agustus 1945. 

Ledakan bom nuklir mengakibatkan dua kota itu hangus dan warga setempat meninggal dunia seketika, bahkan mengalami kanker akibat paparan radiasi.

Baca juga: Dikuasai Pasukan Rusia, Aktivitas Radiasi di Chernobyl Meningkat 20 Kali

Ledakan nuklir Chernobyl

Selepas Perang Dunia II, peristiwa ledakan nuklir terjadi pada 26 April 1986.

Reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina meledak.

Namun berbeda dengan Chernobyl, kota Nagasaki dan Hiroshima masih bisa dihuni manusia. 

Penduduk dua kota tersebut sekitar 1,6 juta jiwa dan menjadi kota yang berkembang pesat di Jepang.

Sementara sebaliknya, wilayah atau zona eksklusi Chernobyl seluas 30 kilometer persegi relatif tidak berpenghuni.

Lalu, apa alasan Hiroshima dan Nagasaki bisa dihuni manusia sedangkan Chernobyl tidak?

Penjelasan ahli: kontaminasi radiokatif

Mengutip Gizmodo, (24/10/2013) berikut ini alasan mengapa Hiroshima dan Nagasaki dapat dihuni manusia sementara Chernobyl bahaya apabila dihuni manusia. 

Kontaminasi Radiasi

Kebanyakan ahli setuju bahwa daerah di zona eksklusi Chernobyl 30 kilometer sangat terkontaminasi dengan isotop radioaktif seperti cesium-137, strontium-90 dan yodium-131. 

Kondisi tersebut menjadikan Chernobyl tidak aman untuk tempat tinggal manusia.

Baca juga: 9 Fakta Chernobyl di Ukrania, Tempat yang Baru Bisa Dihuni 3.000 Tahun Lagi 

 

Namun baik Nagasaki maupun Hiroshima tidak mengalami kondisi ini.

Perbedaan ini disebabkan oleh tiga faktor:

  1. Reaktor Chernobyl memiliki lebih banyak bahan bakar nuklir;
  2. Jumlah radiasi lebih efisien digunakan dalam reaksi;
  3. Seluruh kekacauan meledak di permukaan tanah.

Jumlah kandungan nuklir

Little Boy memiliki sekitar 140 pon uranium, Fat Man mengandung sekitar 14 pon plutonium, sementara reaktor nomor empat Chernobyl memiliki sekitar 180 ton bahan bakar nuklir.

Efisiensi Reaksi

Hanya sekitar dua pon uranium Little Boy yang benar-benar bereaksi. Demikian juga hanya sekitar dua pon plutonium Fat Man yang mengalami fisi nuklir.

Namun, di Chernobyl, setidaknya tujuh ton bahan bakar nuklir terlepas ke atmosfer; selain itu, karena bahan bakar nuklir meleleh, radioisotop yang mudah menguap dilepaskan termasuk 100 persen xenon dan kripton, 50 persen yodium radioaktifnya, dan antara 20-40 persen cesiumnya.

Lokasi

Fat Man dan Little Boy diledakkan di udara, ratusan kaki di atas permukaan bumi. Akibatnya, puing-puing radioaktif terangkat dan disebarkan oleh awan jamur daripada masuk ke dalam bumi.

Sebaliknya, ketika reaktor nomor empat meleleh di permukaan tanah , tanah mengalami aktivasi neutron, di mana neutron yang sudah aktif dalam bahan bakar yang terbakar bereaksi dengan tanah sehingga menjadi radioaktif. 

Baca juga: Diinvasi Pasukan Rusia, Apa Dampak yang Ditimbulkan dari Radiasi Nuklir Chernobyl?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com