Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Fact-Checking Summit 2021: Tantangan Cek Fakta Masa Kini

Kompas.com - 12/12/2021, 18:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia Fact-checking Summit 2021 akan digelar pada 16-20 Desember 2021 secara daring (online).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh jejaring cek fakta Indonesia yang terdiri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) serta jaringan media yang tergabung dalam Cekfakta.com.

Ketua AMSI Wenseslaus Manggut mengatakan, rangkaian konferensi ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya untuk terus mengampanyekan pentingnya ekosistem informasi yang sehat dan bebas dari peredaran informasi palsu bagi publik.

Menurut Wens, peredaran informasi palsu masih menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi masyarakat luas.

Ia mengatakan, informasi palsu masih kerap ditemukan di berbagai platform.

Bahkan, terkadang justru lebih viral dari berita terverifikasi yang dihasilkan media atau hasil periksa fakta yang  dibuat oleh jaringan Cekfakta.com.

“Paparan informasi palsu yang dibiarkan begitu saja bisa memengaruhi pola pikir masyarakat dan mengancam demokrasi. Jika dibiarkan masyarakat tak lagi mampu memilah informasi bohong dan fakta,” kata Wens melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (12/12/2021).

Baca juga: Jurnalis Pemeriksa Fakta Jadi Korban Doxing, Liputan6.com Tempuh Jalur Hukum

Membedah tantangan cek fakta di Indonesia

Indonesia Fact-checking Summit 2021 akan diisi dengan rangkaian diskusi terfokus (FGD), mini workshop, dan training.

Sedangkan puncak acara akan berlangsung pada 20 Desember 2021 melalui penyelenggaraan webinar Fact Checking Summit 2021.

Ketua Umum AJI, Sasmito, mengatakan, tantangan dan isu-isu terbaru dalam praktik cek fakta tak luput menjadi perhatian dalam konferensi kali ini.

Hal itu di antaranya fenomena penyematan stempel hoaks pada sejumlah karya jurnalistik yang sudah dihasilkan melalui proses verifikasi.

Menurut dia, pembubuhan stempel hoaks pada sejumlah karya jurnalistik itu dilakukan tanpa dasar dan argumentasi yang kuat.

“Bahaya informasi bohong dan stempel hoaks pada karya jurnalistik sudah kita lihat saat pandemi Covid-19 ini. Keselamatan publik yang menjadi taruhannya,” kata Sasmito.

Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia Fact-checking Summit 2021 dapat menjadi ruang mengampanyekan perlunya kolaborasi dalam memerangi hoaks dan pelabelan sembarangan pada karya jurnalistik

Ia mengatakan, isu etik dan praktik-praktik ancaman serta tindakan doxing (mempublikasikan data pribadi dengan tujuan negatif) terhadap para pemeriksa fakta juga akan dibahas dalam Indonesia Fact-checking Summit 2021.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com