Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Filosofi Hidup dan Berkarya Layaknya Spons ala Eko Nugroho

Kompas.com - 26/11/2021, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Intania Ayumirza dan Brigitta Valencia Bellion

SIKAP atau perilaku manusia dapat dianalogikan sebagai "spons". Artinya, kita melalui proses untuk menyerap setiap peristiwa yang disaksikan di lingkungan sekitar, kemudian menginternalisasi segala perasaan dari pengamatan tersebut. Selanjutnya kita mengambil tindakan.

Inilah prinsip hidup yang dijalankan seorang Eko Nugroho, seniman asal Yogyakarta yang dikenal dengan karya seni kontemporer. Ia mengungkap sikap hidup layaknya spons yang menjadi siasat agar diri maupun karya seninya tetap berakar dan relevan.

Ciri khas dalam setiap karyanya, Eko selalu menampilkan figur tertutup dengan mata yang mengintip. Inilah yang dimaksudnya sebagai awal mula dan merupakan buah dari proses "menjadi spons" dari peristiwa yang ia saksikan dalam hidupnya: Bom Bali.

"Belum fix banget mata waktu itu, masih tentang sosok yang tertutup," tutur seniman kelahiran 1977 ini.

"Waktu itu saya tertarik bagaimana sebuah ideologi ini bisa mengabaikan manusia, bisa mengabaikan tetangganya, bisa mengabaikan keluarganya, bisa mengabaikan temannya," tambahnya.

Karakter yang ia ciptakan awalnya berupa superhero, prajurit berpedang, monster, serta figur ekstem lainnya. Penggambaran ini adalah ekspresi meneror secara visual atas situasi yang jauh dari rasa damai pada masa-masa itu.

Visual tersebut hadir secara repetitif pada karya-karya Eko selanjutnya. Lama kelamaan, bentuknya tereduksi menjadi mata.

Makna dari simbol ini adalah keadaan di mana orang-orang hanya melihat dan menyimpan pikirannya, alih-alih berdiri untuk memperjuangkan hal baik atau melakukan tindakan baik kala dihadapi oleh situasi yang mengintimidasi.

Padahal, Eko menilai, generasi saat ini adalah generasi yang paling cerdas karena memiliki segala ilmu dan informasi.

"Sebagai manusia ya kita ini memang enggak bisa lepas dari antara hitam dan putih, baik dan buruk. Bisa dibilang kita ini bisa jadi Tuhan kita sendiri, dan juga iblis kita sendiri. Bagaimanapun juga kita adalah monster sebenarnya, kita monster diri kita sendiri," kata perupa yang pernah berkolaborasi dengan merek Louis Vuitton ini.

Melatih kepekaan

Keberlangsungan karya bagi para seniman tidak dapat dipisahkan dari sumber inspirasi yang terus mengalir. Eko mengaku, kepekaannya dalam menangkap inspirasi dari kehidupan sehari-hari memiliki kaitan dengan latar belakang tempat tinggalnya semasa muda, yakni di sebuah perkampungan yang padat dan lusuh.

Walau banyak hal yang telah berubah di kampungnya, hingga saat ini warga di sana memiliki kebiasaan menarik yaitu berkumpul dan bercengkrama pada titik-titik tertentu.

Bagi Eko, kebiasaannya dalam mendengar cerita menjadi bekal untuk mengetahui beragam fenomena yang terjadi di sekitar.

"Serapannya itu kamu enggak perlu tanya, tapi kamu dengar aja. Selama kita bisa menyerap dan memikir dan "ini menarik" gitu, "itu penting" gitu, pemikiran itu sebenarnya," ucap Eko.

Halaman:

Terkini Lainnya

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com