Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Teknologi Canggih, Ternyata Pesan WhatsApp Disortir Manual

Kompas.com - 11/09/2021, 09:08 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Anda mungkin selama ini mengira ada teknologi canggih yang didesain menjaga privasi, termasuk menyaring pesan yang hilir mudik di aplikasi perpesanan. Namun sebuah laporan menguak keberadaan ribuan tenaga kontrak WhatsApp untuk pekerjaan itu.

Selama ini, WhatsApp selalu menggaungkan keamanan privasi melalui fitur enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encryption) setiap pesan yang dikirimkan lewat aplikasinya.

Definisi aman yang dimaksud ialah ketiadaan pihak ketiga yang bisa mengintip pesan yang kita lakukan alias hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima saja.

Namun belakangan ini, organisasi jurnalisme investigasi non-profit, Pro Publica melayangkan kritikan keras terhadap dugaan pelanggaran masalah privasi yang dilakukan WhatsApp.

Dalam laporannya, disebutkan bahwa bahwa WhatsApp memiliki sekitar 1.000 tenaga kerja kontrak yang tersebar di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura.

Tugas ribuan tenaga kerja kontrak itu ialah menyaring konten pengguna. Mereka duduk di depan komputer dan menjalankan software khusus dari Facebook untuk menyaring aliran chat pribadi, gambar, dan video.

Baca juga: WhatsApp Siapkan Fitur Transfer Chat dari Android ke iPhone

Dugaan pelanggaran privasi itu terjadi lantaran konten yang disaring bukanlah konten umum yang dikunci dengan enkripsi. Melainkan konten yang dilaporkan pengguna karena dianggap tidak pantas.

Pesan disortir secara manual

Sebagai informasi, pengguna WhatsApp memang bisa melaporkan pesan di grup maupun chat pribadi ke WhatsApp. Jika dilaporkan, lima pesan terakhir di ruang obrolan akan diteruskan ke tim WhatsApp.

Selanjutnya, pesan akan disaring oleh sistem kecerdasan buatan perusahaan. Para pekerja kontrak ini akan memberikan penilaian untuk konten yang dilaporkan, bisa tentang penipuan, spam, pornografi, potensi terorisme, dan sebagainya.

Penilaian dilakukan dalam waktu kurang dari semenit.

Menurut Pro Publica, adanya ribuan pekerja yang menyaring isi pesan WhatsApp justru melanggar privasi pengguna, walau pesan yang diperiksa adalah pesan yang dilaporkan.

Menurut pengakuan 29 orang moderator dan mantan moderator, pengalaman bekerja di WhatsApp di Austin mirip dengan tugas sebagai moderator konten Facebook atau Instagram.

Sebagian dari mereka berusia 20-30 tahun dan dipekerjakan oleh Accenture, perusahaan besar yang cukup dikenal mempekerjakan moderator konten oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa.

Cara kerja mereka memang disebut sedikit berbeda dengan moderator konten Instagram dan Facebook karena pesan WhatsApp terenkripsi dari ujung ke ujung.

Bedanya, sistem AI WhatsAppa tidak bisa otomatis memindai isi chat, gambar, dan video, sebagaimana di Facebook dan Instagram. Penyaring konten baru bisa meninjau konten setelah pengguna melaporkan akun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com