Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Renungan dan Harapan di Masa Pagebluk Corona

Kompas.com - 04/07/2021, 15:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA saat naskah ini ditulis, dengan penuh waswas saya menunggu giliran terpapar virus Corona yang kini telah lincah memutasikan diri ke berbagai jenis sehingga bisa menyelundup masuk ke tubuh manusia yang sudah apalagi belum divaksin.

Sebagai lansia yang oleh ilmu kedokteran digolongkan obesitas maka komorbid, jelas bahwa saya makin potensial terpapar Corona.

Di tengah suasana serba cemas, justru setiap hari bahkan setiap saat saya harus siap menerima masukan informasi kabar-berita bahwa karyawan saya, sahabat saya, sanak keluarga saya terpapar Corona bahkan meninggalkan dunia fana ini akibat angkara murka virus Corona.

Bahkan tidak sedikit para dokter, perawat dan petugas rumah sakit juga tertular virus Corona sampai gugur dalam perjuangan mulia menolong para pasien melawan Corona.

Nahas tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih sungguh sangat memprihatinkan bagi para pasien Corona yang gagal memperoleh kamar rumah sakit.

Juga para pasien yang gagal memperoleh obat dan tabung oksigen yang makin melangka sambil harga jual-belinya terus melangit.

Belum lagi para warga miskin yang tidak mampu membayar pelayanan kesehatan andaikata masih tersedia.

Bahkan cukup banyak warga miskin langsung meninggal dunia akibat tidak mampu membayar biaya test Corona yang seharusnya diberikan secara gratis kepada setiap warga sesuai sila terakhir Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Memang apa yang terjadi di masa kini dapat dikatakan sebagai dampak dari kebijakan di masa lalu yang meletakkan kepentingan ekonomi di depan kesehatan baik secara nasional mau pun individual yang bahkan diejawantahkan secara tanpa keberanian bersikap tegas.

Namun dalam menghadapi malapetaka sebaiknya dihindari perilaku saling menyalahkan demi mencari bukan siapa tetapi apa yang salah untuk diperbaiki secara bersama.

Syukur alhamdullilah, pemerintah pusat sudah memutuskan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat untuk dilaksanakan di Jawa dan Bali mulai 2 Juli 2019. Baca juga: PPKM Darurat Resmi Berlaku, Berikut Perbedaannya dengan PPKM Mikro

Insya Allah, pemerintah pusat juga berkenan cermat dan seksama mengawal pengejawantahan PPKM Darurat agar dilaksanakan secara patuh dan taat pada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan kepedulian yang nyata berpihak kepada rakyat miskin yang kehilangan sumber nafkah mau pun tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com