Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan 5 Organisasi Dokter: Jangan Sampai Sistem Kesehatan Kolaps, PPKM Total Terutama di Jawa

Kompas.com - 19/06/2021, 07:20 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhimpunan dokter-dokter spesialis mengeluarkan pernyataan merespons situasi pandemi di Indonesia yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan.

Sebanyak 5 perhimpunan dokter-dokter spesialis mengadakan konferensi pers pada Jumat (18/6/2021), yang salah satunya ditayangkan melalui Youtube Pengurus Besar PAPDI.

Lima perhimpunan tersebut adalah:

  • Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
  • Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
  • Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN)
  • Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).

Baca juga: 12.624 Kasus Baru Covid-19 pada 17 Juni, Berikut Sebarannya...

Ancaman ganda

Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, KKV, FINASIM, FACP mengungkapkan, pandemi telah berlangsung setahun lebih dan sejak awal pandemi para dokter telah mengimbau pada orang-orang dengan komorbid untuk tidak berobat ke rumah sakit jika tidak terpaksa.

Namun, hal itu tidak bisa berlangsung seterusnya. 

Menurut Dr Sally, Indonesia menghadapi dobel ancaman ketika orang-orang dengan komorbid datang ke rumah sakit berbarengan dengan pasien Covid-19.

Orang-orang berpenyakit non Covid-19 juga perlu mendapatkan pelayanan yang layak.

"Ini perlu menjadi perhatian kita semua. Bahwa saat ini kita punya beban dobel. Di saat kasus-kasus Covid-19 bukan menurun malah melonjak tinggi, kasus-kasus non Covid terutama penyakit kronis yang setahun ini mereka tidak mendapatkan pelayanan maksimal, mereka kebanyakan datang dengan kondisi kurang baik," kata dia.

Tak hanya orang dewasa yang terjangkit virus ini. Merujuk data nasional, proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen. Artinya, 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak.

Baca juga: Kemenkes: 148 Kasus Covid-19 Varian Delta Terdeteksi di 6 Provinsi, Jateng Tertinggi

Menurut data IDAI, tingkat kematian atau Case Fatality Rate anak usia 0-18 tahun yang terkonfirmasi Covid-19 mencapai 3-5 persen.

Para dokter juga melihat penurunan kasus terjadi saat PPKM diberlakukan, terutama saat diberlakukan di Jawa pada Februari lalu.

Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Dr dr Erlina Burhan Sp.P(K), M.Sc,Ph.D mengatakan, kasus kembali naik setelah adanya pembukaan tempat wisata dan pergerakan masyarakat yang tinggi.

Rekomendasi 5 perhimpunan dokter

Dokter Erlina mengatakan, kita seua tidak ingin sistem kesehatan Indonesia kolaps karena akan berdampak kepada yang lainnya.

"Karena kalau sistem kesehatan kita collapse dan kita tidak melakukan action apa-apa, maka sistem yang lain juga akan collapse. Ekonomi collapse. Bahkan pendidikan, anak-anak tidak bisa sekolah, sampai sekarang masih belum sekolah tatap muka itu karena kesehatannya tidak dibenahi," kata dr Erlina.

Oleh karena itu, lima perhimpunan dokter-dokter spesialis mendorong dan merekomendasikan 5 hal berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com