Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Siswa SD Pergi ke Sekolah Naik "Kereta Gantung" di Riau

Kompas.com - 11/06/2021, 16:12 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan adanya siswa Sekolah Dasar (SD) yang pergi ke sekolah dengan menggunakan "kereta gantung" baru-baru ini viral di media sosial Instagram.

Tiga anak dalam video tersebut terlihat bergelantungan sewaktu menyeberangi sungai.

Salah satu pengunggahnya adalah akun Instagram @makassar_iinfo.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa klaim dalam informasi itu perlu diluruskan.

Anak-anak yang menyeberangi sungai dengan kereta gantung itu bukanah dalam rangka pergi ke sekolah tetapi hanya bermain di lokasi kebun sawit.

Narasi yang beredar

Akun Instagram @makassar_iinfo mengunggah video pada Jumat (11/6/2021) dengan narasi siswa SD berangkat ke sekolah menggunakan "kereta gantung".

Dalam unggahan disebutkan, anak-anak yang menggunakan seragam merah putih (SD) itu menyeberangi sungai agar bisa bersekolah.

Kereta gantung itu terbuat dari bambu yang diikat ke tali dan digantung di besi yang terpasang melintasi sungai.

Berikut ini narasi lengkapnya:

"Siswa SD ke Sekolah Pakai 'Kereta Gantung'

Sebuah video beredar di media sosial menggambarkan anak SD bergelantungan menyeberangi sungai untuk bersekolah. Mereka memakai 'kereta gantung' menantang bahaya berjuang untuk bisa sekolah.
Dalam video berdurasi 29 detik itu, ada tiga anak SD tengah memainkan semacam jaring terbuat dari bambu. Jaring itu telah diikat ke tali dan digantung di besi yang terpasang merentangi sungai.
Ketiga orang anak itu menyimpan tas mereka pada jaring bambu. Mereka berpegang erat pada jaring itu, lalu berlari dan melompat menyeberangi sungai dengan bergelantung."

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh OFFICIAL MAKASSAR INFO (@makassar_iinfo)

Video itu telah disukai lebih dari 31.000 kali, dikomentari lebih dari 700 kali, dan ditayangkan lebih dari 173.000 kali.

Di kolom komentar banyak yang memberi komentar negatif untuk pemerintah karena membiarkan hal seperti itu.

Warganet menyebut pemerintah tak hadir untuk membenahi infrastruktur hingga tiga bocah tersebut harus mempertaruhkan nyawa menyeberangi sungai.

Penelusuran Kompas.com

Melansir pemberitaan Kompas.com, Kamis (10/6/2021), Babinsa Koramil 05/Kampar Kiri, Kodim 0313/KPR, Serma Kariawanto mengungkapkan, video viral itu berlokasi di Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com