Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergi Keluar Kota Masih Ada Syarat yang Harus Dipenuhi, Ini Rinciannya

Kompas.com - 22/05/2021, 07:37 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Penyekatan kendaraan ke luar kota mulai dilonggarkan sejak 18 Mei 2021. Sebelumnya, pemerintah melarang mudik atau bepergian ke luar kota dari tanggal 6 hingga 17 Mei 2021. Hanya kendaraan dan orang dengan keperluan tertentu yang diperbolehkan bepergian.

Meski ada pelonggaran, namun pemerintah masih memberlakukan syarat beperjalanan ke luar kota yang harus dipenuhi warga. Hal itu berlaku dari 18 hingga 24 Mei 2021.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, syarat dimaksud di antarana adalah surat negatif Covid-19 yang berlaku 24 jam untuk tes usap atau swab test PCR dan swab antigen. Sementara tes GeNose berlaku pada hari keberangkatan perjalanan.

"Semua anggota masyarakat kami ingatkan bahwa perjalanan di semua moda transportsi masih harus mematuhi syarat-syarat itu," kata Adita dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB, Rabu (13//5/2021).

Baca juga: Ini Syarat Keluar Kota Pakai Kendaraan Umum dan Pribadi Mulai 18 Mei 2021

Dalam kesempatan itu, Adita mengimbau masyarakat membatasi perjalanan. Jika memang harus beperjalanan, masyarakat diminta membawa dokumen syarat perjalanan, yakni tes negatif Covid-19. Selain itu, dokumen lainnya adalah surat keterangan tugas dan keterangan dari kepala desa atau lurah untuk perjalanan kepeningan pribadi.

Di bagian lain, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas pemudik yang balik ke Jakarta.

Antisipasi pemudik balik Jakarta

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebutkan, meski larangan mudik diberlakukan, masih ada warga yang memaksakan diri pulang kampung. Polisi memperkirakan jumlahnya mencapai 138.000 kendaraan.

Pada pasca-lebaran ini, para pemudik tersebut kemungkinan kembali ke Jakarta.

Ada pun rekayasa yang akan diberlakukan polisi di antaranya, skenario contraflow di Km 65 dengan Km 42 Tol Jakarta-Cikampek. Jika dirasa kurang, maka skenario skenario contraflow diperpanjang hingga ke Km 28 atau Km 5. Kemungkinan panjang contraflow adalah 60 kilometer.

Baca juga: Ribuan Pemudik Tes Antigen di Pos Penyekatan Depok, yang Reaktif Hanya 0,56 Persen

Polda Metro Jaya juga akan memberlakukan on way, namun ketentuannya akan dikoordinasikan dengan Korantas Polri. Rekayasa itu biasanya diberlakukan mulai dari arah Cikampek ke Jakarta.

"Atau malah mungkin dari Kangkung, Semarang, seperti dua tahun lalu. Tentu ini berdasarkan atensi dari perintah Korlantas Polri," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, Selasa (11/5/2021). (Penulis: Dio Ddananjaya | Editor Aditya Maulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Tren
'Wine' Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

"Wine" Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

Tren
5 Hewan yang Melakukan Kanibalisme Seksual dengan Memakan Pasangannya Sendiri

5 Hewan yang Melakukan Kanibalisme Seksual dengan Memakan Pasangannya Sendiri

Tren
Mengenal Pohon 'Penghasil' Madu Hutan yang Menjulang hingga 88 Meter

Mengenal Pohon "Penghasil" Madu Hutan yang Menjulang hingga 88 Meter

Tren
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di Libur Sekolah 2024

Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di Libur Sekolah 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com