Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

KRI Nanggala-402, Tuhan Bersama Mereka yang Remuk Redam Hatinya

Kompas.com - 27/04/2021, 09:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik meskipun duka mendalam mewarnai minggu yang baru saja kita lewati.

Sepanjang minggu lalu dan juga hari-hari ke depan, duka itu masih akan terasa dan tetap mendalam khususnya untuk keluarga 53 patriot yang gugur bersamaan dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Sabtu (24/4/2021) pukul 17.00, duka itu pecah. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono mengumumkan, KRI Nanggala-402 tenggelam (subsunk).

Status tenggelam (subsunk) merupakan konsekuensi logis setelah 72 jam Nanggala-402 hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) pukul 03.46 dan upaya pencarian serta penyelamatan tidak membuahkan hasil.

Nanggala-402 dinyatakan dalam stutus pencarian (sublook) pada Rabu (21/4/2021) pukul 05.15.

Selama tiga jam pencarian dan tidak diketahui keberadaan kapal selam. Keamanan kapal selam tidak dapat dipastikan.

Ketiadaan hasil dalam pencarian selama tiga jam ini kemudian mengubah status Nanggala-402 menjadi submiss dengan konsekuensi dilakukannya operasi penyelamatan.

Waktu 72 jam adalan perhitungan cadangan oksigen yang tersedia di dalam Nanggala-402.

Setelah melewati waktu itu, isyarat kapal tenggelam (subsunk) disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) memberikan keterangan terkait perkembangan operasi pencarian KRI Nanggala 402 saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) memberikan keterangan terkait perkembangan operasi pencarian KRI Nanggala 402 saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali.
Sehari setelah dinyatakan tenggelam, Minggu (25/4/2021), sejumlah barang bukti ditemukan. Duka pecah makin mendalam menenggelamkan setitik harapan yang masih dimungkinkan soal keselamatan.

Di dasar laut dengan kedalaman 838 meter di utara Pulau Bali, Nanggala-402 ditemukan. Nanggala berbobot 1.200 ton yang dibeli dari Jerman tahun 1981 terbelah menjadi tiga bagian.

Kepastian yang meyakinkan ini membuat kepastian bahwa Nanggala-402 tidak akan kembali. Nanggala-402 kini diyakini sedang dalam misi untuk patroli abadi (on eternal patrol). 

Sebuah patroli dimulai ketika kapal selam meninggalkan pelabuhan, dan berakhir saat kapal berhasil kembali.

Nanggala-402 meninggalkan pelabuhan untuk ikut dalam skenario penembakan rudal di laut utara Pulau Bali.

Namun, saat Nanggala-402 tenggelam, dan tidak kembali, patroli itu abadi.

Sebuah ungkapan yang menenangkan, tetapi tidak bisa menghapus duka mendalam yang nyata dirasakan.

Khususnya, duka 53 keluarga patriot yang terbagung dalam Pasukan Hiu Kencana, pasukan khusus yang mengawaki Nanggala-402.

Video yang direkam beberapa minggu lalu  memperlihatkan awak KRI Nanggala-402 menyanyikan lagu Indonesia berjudul ?Sampai Jumpa?.
ERIXSOEKAMTI via INSTAGRAM Video yang direkam beberapa minggu lalu memperlihatkan awak KRI Nanggala-402 menyanyikan lagu Indonesia berjudul ?Sampai Jumpa?.

Potensi duka mendalam ini tampaknya telah diantisipasi dengan motto Pasukan Hiu Kencana yaitu Wira Ananta Rudhira (Tabah Sampai Akhir). Pasukan khusus ini dibentuk 12 September 1959.

Namun, ketika duka mendalam itu benar-benar datang, ketabahan tetap mendapatkan ujian.

Tidak hanya keluarga para patriot, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia lantaran duka atas kehilangan 53 patroit yang menyebar dan serentak terasakan.

Nanggala-402 adalah kapal selam kedua yang dimiliki Indonesia yang dipesan pada 2 April 1977 dari perusahaan pembuat kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft dari Kiel, Jerman.

Nanggala-402 dibawa dari Jerman pada awal Agustus 1981 dengan membawa 38 awak menuju Indonesia. Keberadaannya diumumkan para Hari TNI 5 Oktober 1981.

Kapal selam pertama yang dimiliki Indonesia adalah KRI Cakra-401. Berikutnya adalah KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404 dan KRI Alugoro-405.

Tinggal empat kapal selam ini yang kini ikut menjaga pertahanan laut Indonesia.

Tenggelamnya Nanggala-402 membuat kita menengok sosok Komandan KRI Nanggala-402 yaitu Letkol Laut (P) Heri Oktavian.

Orangtua Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402 Letkol (P) Heri Oktavian, Murhaleni (jilbab oranye) saat menerima kunjungan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Sabtu (24/4/2021) malam.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Orangtua Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402 Letkol (P) Heri Oktavian, Murhaleni (jilbab oranye) saat menerima kunjungan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Sabtu (24/4/2021) malam.

Jauh sebelum Nanggala-402 berpatroli abadi, Heri mengungkapkan kekhawatirannya atas rencana pemerintah yang akan mendatangkan kapal selam bekas.

Menurut Heri, yang dibutuhkan TNI AL, khususnya Korps Hiu Kencana adalah kapal selam yang mumpuni dan memiliki kemampuan bertempur.

Heri juga sempat menyinggung kapal selam buatan PT PAL (Persero) yang dianggap tidak memuaskan.

Heri juga menyebut overhaul KRI Nanggala-402 yang terus tertunda pada 2020 padahal kapal selam itu harus terus disiapkan untuk sejumlah operasi.

Heri menyampaikan harapan untuk para pembuat keputusan benar-benar memikirkan TNI dan prajuritnya.

Bukan hanya "asal bapak senang" demi pangkat dan kursi enak atau keuntungan material.

Heri menceritakan tentang korban yang jatuh akibat alutsista buruk. Bahkan, ada perwira yang justru dipersulit atasannya karena melaporkan buruknya kapal selam buatan PT PAL.

"Sama media, gue berharap, beritakan yang sebenarnya," ujar Heri menyampaikan harapan untuk perbaikan.

Harapan untuk perbaikan Heri tersebut disampaikan kepada wartawan Harian Kompas, Edna C PattisinaHeri menjadi komandan KRI Nanggala-402 sejak 3 April 2020.

Heri dan Edna menjalin relasi karena tugas yang panjang di bidang pertahanan dan keamanan.

Keduanya lulusan Rajaratnam School of International Studies, Singapura program studi yang sama Studi Strategi di tahun yang berurutan yaitu 2014 dan 2015.

FOTO ARSIP - Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1952 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/rwa.ANTARA/SYAIFUL ARIF FOTO ARSIP - Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1952 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/rwa.

Letkol Laut (P) Heri Oktavian sebagai Komandan KRI Nanggala-402 bersama 52 patriot dalam korps Hiu Kencana telah meninggalkan pelabuhan untuk partoli abadi. 

Selain pelabuhan, keluarga dan rakyat Indonesia, KRI Nanggala-402 juga meninggalkan pasan terkait petahanan dan keamanan yang teramat kuat untuk segera dilaksanakan.

Seperti hiu yang mencabik-cabik hal yang selama ini ada di dalam dan disembunyikan, Heri sebagai komandan KRI Nanggala-402 sudah menyatakan.

Duka mendalam untuk keluarga para patriot yang turut dengan tabah menjaga pertahanan, keamanan dan kedaulatan.

Tuhan bersama mereka yang remuk redam hatinya.

Salam tabah,
Wisnu Nugroho

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com