Hal itu juga semakin menguatkan para teroris untuk bergerak.
"Setidaknya bisa memberikan pesan seperti kemarin. Saat lone wolf merencanakan teror tidak kelihatan karena pergerakannya sangat individual," tuturnya.
Baca juga: Mengapa Aksi Teror Sering Ditujukan ke Polisi?
Sementara itu terkait dengan adanya aksi teror yang ditujukan kepada pihak kepolisian, pengamat teroris Harits Abu Ulya mengatakan hal itu dimungkinkan karena siklus dendam.
"Saya melihat ini spiral kekerasan dan teror, yang triger-nya bisa jadi hubungan timbal balik antar kawanan pelaku dengan target di masa sebelumnya," ujarnya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Roby Sugara, pengamat teroris dari UIN Jakarta menambahkan, aparat kepolisian kerap menjadi target aksi teror karena polisi dianggap sebagai musuh.
"Aparat keamanan, khususnya anggota Polri adalah penjaga terdepan dalam mempertahankan Undang-Undang di negara ini, yang mereka nilai thagut. Ibarat balon, maka yang bisa dipecahkan yang paling permukaan," ujarnya sebagaimana diberitakan Kompas.com (14/11/2019).
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan tersedianya satuan anti teror sampai tingkat polsek atau juga memaksimalkan peran dan kerja sama antara babinkamtibmas polri dan babinsa TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.