Melansir Al Jazeera, Jumat (29/1/2021), para pelancong diwajibkan untuk melakukan karantina mandiri di hotel dengan biaya sendiri ketika mereka tiba di Kanada.
Trudeau juga mengumumkan, akan menangguhkan layanan maskapai penerbangan ke Meksiko dan semua tujuan Karibia hingga 30 April.
Dia menambahkan, selain tes pra-boarding yang sudah diwajibkan Kanada, pemerintah akan melakukan pengujian PCR test wajib di bandara untuk orang-orang yang kembali ke Kanada.
"Wisatawan kemudian harus menunggu hingga tiga hari di hotel yang disetujui untuk hasil tes mereka dengan biaya sendiri. Mereka yang hasil tesnya negatif dapat dikarantina di rumah dengan pengawasan dan penegakan yang meningkat secara signifikan," ujar Trudeau.
Baca juga: Kanada dan Sederet Negara yang Akan Gratiskan Vaksin Covid-19
Masih dari sumber yang sama, para dokter di Bolivia menuntut dilakukan penguncian nasional dan mengancam akan berhenti menerima pasien baru karena lonjakan kasus Covid-19.
Pasalnya, lonjakan kasus Covid-19 tersebut menurut mereka menewaskan rata-rata satu orang petugas medis per hari dan membuat rumah sakit semakin kewalahan.
Berdasarkan data dari Worldometers, Sabtu (30/1/2021) pagi, terdapat 2.652 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan di Bolivia.
Serikat pekerja kesehatan dan dokter menuntut agar Presiden Luis Arce kembali melakukan penguncian sampai gelombang Covid-19 saat ini atau yang kedua kalinya di Bolivia dapat berlalu.
Akan tetapi, Pemerintah Bolivia memiliki pandangan lain karena dengan melakukan penguncian, dapat "lebih merusak" ekonomi.
Presiden Luis Arce mengungkapkan, dengan datangnya vaksin asal Rusia, Sputnik, dapat membantu Bolivia "bernafas sedikit lebih mudah".
Baca juga: Pandemi Virus Corona dan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna di AS...
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University yang diproduksi di Thailand akan siap digunakan untuk vaksinasi massal pada Juni 2021.
Hal tersebut dikatakan Kepala Institut Vaksin Nasional Nakorn Premsri, Jumat (29/1/2021).
Menurut Nakorn, Thailand dapat memproduksi kurang lebih 18 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca tiap bulannya.
Namun, sejauh ini belum jelas berapa banyak vaksin yang akan disalurkan ke rakyat Thailand dan berapa yang akan diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara, mengingat mereka telah meneken kontrak pembelian vaksin dengan AstraZeneca.
AstraZeneca Plc tengah menghadapi banyak kritik karena kurang transparan dan lambat mengirim vaksin Covid-19 ke negara-negara penerima.
Strategi pengadaan vaksin di Thailand bergantung pada persediaan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diproduksi oleh Siam Bioscience, yakni perusahaan induk biofarmasi yang dimiliki oleh Raja Thailand.
Baca juga: India Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca dan Buatan Dalam Negeri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.