Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 30 Januari: 102 Juta Kasus Covid-19 | Pesan WHO soal Pasokan Vaksin

Kompas.com - 30/01/2021, 08:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Melansir Al Jazeera, Jumat (29/1/2021), para pelancong diwajibkan untuk melakukan karantina mandiri di hotel dengan biaya sendiri ketika mereka tiba di Kanada.

Trudeau juga mengumumkan, akan menangguhkan layanan maskapai penerbangan ke Meksiko dan semua tujuan Karibia hingga 30 April.

Dia menambahkan, selain tes pra-boarding yang sudah diwajibkan Kanada, pemerintah akan melakukan pengujian PCR test wajib di bandara untuk orang-orang yang kembali ke Kanada.

"Wisatawan kemudian harus menunggu hingga tiga hari di hotel yang disetujui untuk hasil tes mereka dengan biaya sendiri. Mereka yang hasil tesnya negatif dapat dikarantina di rumah dengan pengawasan dan penegakan yang meningkat secara signifikan," ujar Trudeau.

Baca juga: Kanada dan Sederet Negara yang Akan Gratiskan Vaksin Covid-19

Bolivia

Masih dari sumber yang sama, para dokter di Bolivia menuntut dilakukan penguncian nasional dan mengancam akan berhenti menerima pasien baru karena lonjakan kasus Covid-19.

Pasalnya, lonjakan kasus Covid-19 tersebut menurut mereka menewaskan rata-rata satu orang petugas medis per hari dan membuat rumah sakit semakin kewalahan.

Berdasarkan data dari Worldometers, Sabtu (30/1/2021) pagi, terdapat 2.652 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan di Bolivia.

Serikat pekerja kesehatan dan dokter menuntut agar Presiden Luis Arce kembali melakukan penguncian sampai gelombang Covid-19 saat ini atau yang kedua kalinya di Bolivia dapat berlalu.

Akan tetapi, Pemerintah Bolivia memiliki pandangan lain karena dengan melakukan penguncian, dapat "lebih merusak" ekonomi.

Presiden Luis Arce mengungkapkan, dengan datangnya vaksin asal Rusia, Sputnik, dapat membantu Bolivia "bernafas sedikit lebih mudah".

Baca juga: Pandemi Virus Corona dan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna di AS...

Thailand

Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University yang diproduksi di Thailand akan siap digunakan untuk vaksinasi massal pada Juni 2021.

Hal tersebut dikatakan Kepala Institut Vaksin Nasional Nakorn Premsri, Jumat (29/1/2021).

Menurut Nakorn, Thailand dapat memproduksi kurang lebih 18 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca tiap bulannya.

Namun, sejauh ini belum jelas berapa banyak vaksin yang akan disalurkan ke rakyat Thailand dan berapa yang akan diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara, mengingat mereka telah meneken kontrak pembelian vaksin dengan AstraZeneca.

AstraZeneca Plc tengah menghadapi banyak kritik karena kurang transparan dan lambat mengirim vaksin Covid-19 ke negara-negara penerima.

Strategi pengadaan vaksin di Thailand bergantung pada persediaan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diproduksi oleh Siam Bioscience, yakni perusahaan induk biofarmasi yang dimiliki oleh Raja Thailand.

Baca juga: India Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca dan Buatan Dalam Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com