Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Harapan Mengurangi Bengis Corona

Kompas.com - 13/01/2021, 20:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terberitakan sebuah berita yang sangat positif dan sangat dinantikan bangsa Indonesia. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito telah resmi memaklumatkan bahwa hasil analisa efikasi vaksin Sinovac yang diuji klinik di Bandung menunjukkan angka efikasi sebesar 65,3 persen.

Kepala BPOM menegaskan, hasil tersebut sesuai persyaratan WHO bahwa minimal efikasi vaksin adalah 50 persen. Efikasi 65,3 persen menunjukkan harapan bahwa vaksin mampu menurunkan dampak penyakit Covid-19 sebesar 65,3 persen.

Penurunan angka statistikal infeksi Covid-19 dengan vaksin akan sangat berarti dalam upaya Indonesia keluar dari krisis pandemi Covid-19, di samping upaya preventif terpadu lain-lainnya seperti penegakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

Harapan

Kepala BPOM jujur serta realistis dalam menyatakan bahwa vaksin bukan jaminan namun harapan.

Harapan merupakan kata-kunci sebab memiliki peran sangat penting demi secara psikososialkultural meredakan kegelisahan masyarakat Indonesia dalam menghadapi angkara murka virus Corona.

Layak dihargai sikap berdaulat BPOM yang tidak sudi mengekor uji-klinik Turki dan Brasilia yang meninggikan nilai efikasi vaksin Sinovac.

Diharapkan pemerintah Indonesia, di samping menggunakan vaksin buatan Sinovac, juga berkenan menggunakan vaksin buatan pabrik lain yang juga telah terbukti kedayagunaannya di mancanegara, demi menghindari kesan pemaksaan terhadap produk vaksin tertentu saja.

Pada hakikatnya, harapan terhadap vaksin Covid-19 membuktikan bahwa manusia mustahil sempurna. Maka, mustahil ada karsa dan karya manusia termasuk vaksin yang secara sempurna dijamin 100% pasti sempurna dalam kadar efikasi.

Harapan tersebut selaras dengan pemahaman dasar kearifan ilmu kedokteran dan ilmu farmasi yaitu manusia punya usaha, Tuhan punya Kuasa.

Doa

Para dokter dan apoteker sadar bahwa kesehatan manusia bahkan segenap mahluk hidup sepenuhnya berada pada kehendak Yang Maha Kuasa. Sama sekali tidak ada alasan untuk takabur bahwa manusia pasti mampu menyembuhkan penyakit.

Apabila memang demikian, maka pada kenyataan, tidak ada manusia yang sakit dan meninggalkan dunia fana ini seperti yang telah nyata terbukti bahwa tidak ada negara, apalagi Menteri Kesehatan, di planet bumi ini yang mampu secara sempurna menanggulangi angkara murka virus Corona.

Para pemenang anugerah Nobel juga tidak mampu

Maka atas kesadaran manusia punya usaha, Tuhan punya Kuasa, marilah kita bersama dengan penuh kerendahan hati, bersujud untuk memanjatkan doa, memohon Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan anugerah kekuatan lahir batin kepada bangsa Indonesia, demi mampu menanggulangi angkara murka virus Corona. Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur

Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur

Tren
Catat, Ini Waktu Larangan untuk Minum Kopi dan Dampaknya

Catat, Ini Waktu Larangan untuk Minum Kopi dan Dampaknya

Tren
Mengenal Teori Bumi Berlubang dan Agartha, Inspirasi Serial 'Joko Anwar's Nightmares and Daydreams'

Mengenal Teori Bumi Berlubang dan Agartha, Inspirasi Serial "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"

Tren
Kemenkumham Soroti Kasus Peserta UTBK Tunarungu Dipaksa Copot ABD dan Dicurigai Joki

Kemenkumham Soroti Kasus Peserta UTBK Tunarungu Dipaksa Copot ABD dan Dicurigai Joki

Tren
Siswa SMP Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Padang, Saksi Sempat Lihat Korban Ditendang

Siswa SMP Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Padang, Saksi Sempat Lihat Korban Ditendang

Tren
Menilik Pegunungan Appalachia, Rumah bagi Cerita Misteri dan Supranatural

Menilik Pegunungan Appalachia, Rumah bagi Cerita Misteri dan Supranatural

Tren
Gangguan di Server Pusat Data Nasional Terjadi Cukup Lama, Apa Penyebabnya?

Gangguan di Server Pusat Data Nasional Terjadi Cukup Lama, Apa Penyebabnya?

Tren
Lowongan Kerja PT KAI untuk SMA: Ini Syarat, Link, dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja PT KAI untuk SMA: Ini Syarat, Link, dan Cara Daftarnya

Tren
Urutan Nonton 7 Episode Joko Anwar's Nightmares and Daydreams

Urutan Nonton 7 Episode Joko Anwar's Nightmares and Daydreams

Tren
Benarkah Mencuci Piring Bisa Bantu Meredakan Stres? Ini Kata Psikolog

Benarkah Mencuci Piring Bisa Bantu Meredakan Stres? Ini Kata Psikolog

Tren
Penjelasan Kemenag soal Video Jemaah Haji Diduga Meninggal dan Telantar di Arab Saudi

Penjelasan Kemenag soal Video Jemaah Haji Diduga Meninggal dan Telantar di Arab Saudi

Tren
Kasus Anjing Gigit Manusia Kembali Terjadi, Bisakah Pemilik Dipidana?

Kasus Anjing Gigit Manusia Kembali Terjadi, Bisakah Pemilik Dipidana?

Tren
Kronologi Anggota Satpol PP Pekanbaru Peras Nenek Rp 3 Juta, Modus soal Izin Bangunan

Kronologi Anggota Satpol PP Pekanbaru Peras Nenek Rp 3 Juta, Modus soal Izin Bangunan

Tren
Pelajar di Padang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Polisi hingga Meninggal, KPAI Desak Polri Berbenah

Pelajar di Padang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Polisi hingga Meninggal, KPAI Desak Polri Berbenah

Tren
5 Fakta Kecelakaan Pajero Vs Truk di Tol Semarang-Batang yang Menewaskan 4 Orang

5 Fakta Kecelakaan Pajero Vs Truk di Tol Semarang-Batang yang Menewaskan 4 Orang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com