Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Novavax, Vaksin Terbaru yang Akan Digunakan di Indonesia

Kompas.com - 03/01/2021, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menambah vaksin buatan Amerika Serikat, Novavax Inc, ke dalam daftar vaksin yang akan digunakan di Indonesia.

Dengan tambahan itu, Indonesia akan menggunakan 7 jenis vaksin. Hal itu disampaikan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020.

"(Menetapkan) sebagai jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," tulis keputusan tersebut.

Keenam vaksin lainnya adalah vaksin produksi PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Telah Amankan Vaksin Covid-19 Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer

Seperti apa vaksin Novavax?

Perusahaan vaksin yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat, mengembangkan vaksin virus corona berbasis protein yang disebut NVX-CoV2373.

Melansir laman resmi Novavax, NVX-CoV2373 merupakan protein yang direkayasa dari urutan genetik SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.

NVX-CoV2373 dibuat menggunakan teknologi nanopartikel rekombinan Novavax untuk menghasilkan antigen yang berasal dari protein lonjakan virus corona (S) dan ditambahkan dengan Matrix-M berbasis saponin.

Meski berasal dari urutan genetik SARS-Cov-2, NVX-CoV2373 mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat bereplikasi, serta tidak bisa menyebabkan infeksi Covid-19.

Vaksin tersebut menghasilkan antibodi dalam jumlah yang sangat tinggi dalam uji klinis awal.

Baca juga: Menkes Tetapkan 7 Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan Indonesia

Pembuatan dan cara kerja

Untuk membuat vaksin Novavax, dikutip dari The New York Times, Kamis (31/12/2020), para peneliti memulai dengan gen spike yang dimodifikasi.

Mereka memasukkan gen tersebut ke dalam virus yang berbeda, yang disebut baculovirus, dan membiarkannya menginfeksi sel serangga.

Sel yang terinfeksi menghasilkan protein lonjakan yang secara spontan bergabung bersama untuk membentuk lonjakan, seperti yang mereka lakukan di permukaan virus corona.

Metode serupa dalam menumbuhkan dan memanen protein virus telah digunakan untuk membuat vaksin berlisensi untuk penyakit, termasuk influenza dan HPV.

Jika orang yang sudah divaksin terinfeksi virus corona, antibodi mereka dapat mengunci protein lonjakan tersebut.

Virus pun tidak dapat memasuki sel dan infeksinya akan diblokir.

Vaksin Novavax juga dapat memicu perlindungan lain dengan menghancurkan sel yang terinfeksi.

Ketika virus corona menyerang, sel yang terinfeksi meletakkan fragmen protein lonjakannya di permukaannya.

Sel pembawa antigen dapat mengaktifkan jenis sel kekebalan yang disebut sel T pembunuh.

Dengan demikian, dapat mengenali sel yang terinfeksi virus corona dan menghancurkannya sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menghasilkan virus baru.

Baca juga: Update Corona Dunia 3 Januari: AS tak Akan Ikuti Inggris Tunda Dosis Kedua Vaksin

Uji coba fase 3

Pada akhir Desember 2020, uji coba fase 3 lainnya telah mulai mendaftarkan sukarekawan dewasa.

Uji coba terkontrol plasebo secara acak akan mendaftarkan sekitar 30.000 orang di sekitar 115 lokasi di Amerika Serikat dan Meksiko.

Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran Novavax.

Hingga saat ini, vaksin tersebut belum merilis data hasil uji coba, sehingga belum diketahui kemanjurannya.

Dibandingkan vaksin Moderna dan Pfizer/BioNTech, vaksin buatan Novavax disebut lebih mudah didistribusikan dan disimpan.

Sebab, vaksin tersebut dapat stabil dalam lemari es hingga tiga bulan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com