Meski demikian sejumlah ahli menyoroti adanya CommonPass, sebab tes yang dipakai di Inggris bukanlah tes penularan.
Tes ini dinilai tidak membedakan antara mereka yang memiliki virus, apakah masih dapat menularkan atau tidak. Akibatnya banyak tes yang hasilnya dinilai salah.
Tes ini sendiri juga menimbulkan kecurigaan, bahwa tes akan membuka jalan untuk memantau pergerakan orang sekaligus melihat status kesehatannya.
Saat ini, bagi pelancong yang datang ke Inggris harus menjalani karantina dua minggu dengan hanya 45 negara yang diizinkan masuk tanpa karantina.
Melansir dari TravelTomorrow CommonPass dikembangkan oleh Yayasan Proyek Commons nirlaba dan Forum Ekonomi Dunia.
Proyek ini juga melibatkan tiga puluh tujuh negara bersama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.