Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
“Jadi rapid test itu memiliki probe yang menangkap HANYA protein dengan susunan asam amino tertentu. Tentu dipilih susunan yang sekhas mungkin. Meskipun tadi ada beberapa virus yang memang sangat mirip seperti SARS dan MERS CoV,” papar Tonang.
Namun, ia menekankan, perlu pula melihat latar belakang riwayat kesehatan, kondisi gejala, agar hasil rapid test semakin akurat.
Sementara itu, mengenai narasi unggahan yang menyebut mereka yang menderita flu hasilnya akan reaktif jika menjalani rapid test, disebut dokter Tonang sebagai informasi yang tidak tepat.
“Memang masih ada kemungkinan cross-reaction dengan virus lain, tetapi yang sangat mirip dengan Covid yaitu SARS dan MERS-CoV. Yang memang dalam satu sub-genus sehingga banyak kemiripan diantara ketiganya,” kata dia.
Ia juga mengatakan, informasi tidak tepat lainnya dalam unggahan di atas adalah yang menyebut tidak ada korban meninggal dunia murni karena Covid-19.
Tonang mencontohkan, peristiwa yang terjadi di India bahwa korban meninggal dunia dengan komorbid adalah sekitar 71 persen, sehingga masih terdapat sekitar 30 persen pasien yang meninggal tanpa komorbid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.