KOMPAS.com - Artis Jessica Iskandar (Jedar) didiagnosis mengidap penyakit takikardia setelah sebelumnya diduga mengalami aritmia jantung.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor kemungkinan.
Namun, apa sebenarnya penyakit takikardia ini?
Melansir Mayo Clinic, takikardia merupakan istilah medis untuk detak jantung lebih dari 100 detak per menit.
Ada banyak gangguan irama jantung (aritmia) yang dapat menyebabkan terjadinya takikardia.
Pada kondisi tertentu, detak jantung yang cepat dapat dikategorikan sebagai kondisi normal. Misalnya, saat berolahraga atau sebagai respons atas stres, trauma, dan penyakit, detak jantung cenderung meningkat.
Namun, pada takikardia, penyebab detak jantung yang lebih cepat tidak berhubungan dengan stres psikologis normal.
Pada beberapa kasus, takikardia tidak menunjukkan gejala atau menyebabkan komplikasi.
Akan tetapi, jika tidak diobati, penyakit ini dapat mengganggu fungsi jantung dan memicu komplikasi yang lebih serius termasuk gagal jantung, stroke, hingga kematian.
Baca juga: Jessica Iskandar Didiagnosis Takikardia, Begini Tanggapan Richard Kyle
Melansir WebMD, ada tiga jenis takikardia, yaitu:
1. Takikardia Supraventrikular
Jenis ini terjadi ketika sinyal listrik di ruang atas organ mengalami gangguan dan menyebabkan detak jantung menjadi cepat.
Detak yang sangat cepat ini menyebabkannya tidak dapat terisi darah sebelum melakukan kontraksi. Kondisi tersebut mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
2. Takikardia Ventrikular
Kondisi ini adalah ketika detak jantung yang cepat dimulai dari bagian bawah jantung Anda.
Ini terjadi ketika sinyal listrik di ruang tersebut mengalami gangguan. Lagi-lagi, jantung pun berdetak menjadi sangat cepat dan tidak dapat diisi dengan darah atau memompanya ke bagian tubuh lainnya.
3. Sinus takikardia
Jenis takikardia ini terjadi saat alat pacu jantung alami mengirimkan sinyal yang lebih cepat dari kondisi normal. Jantung pun menjadi berdetak lebih cepat.
Baca juga: Jessica Iskandar Mengalami Takikardia, Detak Jantungnya Tak Normal
Takikardia disebabkan oleh sesuatu yang mengganggu impuls listrik normal yang mengontrol laju pemompaan dari jantung.
Banyak hal yang dapat menyebabkan kondisi ini, di antaranya adalah:
Pada beberapa kasus, penyebab pasti dari takikardia tidak dapat ditentukan.
Baca juga: Viral Orangtua Berikan Kopi pada Bayinya, Hati-hati Takikardia
Saat berdetak terlalu cepat, kemungkinan jantung tidak memompa darah yang cukup ke seluruh bagian tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan darah pada organ dan jaringan oksigen dan dapat mengakibatkan gejala-gejala yang berhubungan dengan takikardia berikut:
Pada kasus dimana orang dengan takikardia tidak menunjukkan gejala, penyakit ini dapat ditemukan hanya melalui pemeriksaan fisik atau tes pemantauan jantung yang disebut elektrokardiogram.
Bertambahnya usia atau memiliki keluarga dengan riwayat takikardia maupun kelainan irama jantung lainnya menyebabkan Anda memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena takikardia.
Selain itu, kondisi-kondisi yang menyebabkan tegangan pada jantung atau kerusakan jaringan jantung juga dapt meningkatkan risiko terkena takikardia.
Kondisi-kondisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
Perubahan gaya hidup atau pengobatan terkait kondisi kesehatan dapat menurunkan risiko seseorang terkena takikardia.
Baca juga: 10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi, Jatim Mulai Dekati DKI
Komplikasi takikardia bergantung pada jenis takikardia, seberapa cepat detak jantung, berapa lama detak jantung kencang berlangsung, dan penyakit jantung lain yang dimiliki.
Beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
Cara paling efektif untuk mencegah terjadinya takikardia adalah menjaga jantung tetap sehat dan menurunkan risiko terhadap penyakit jantung.
Jika Anda telah memiliki penyakit jantung, perhatikan dan ikuti rencana pengobatan untuk membantu mencegah terjadinya takikardia.
Mencegah penyakit jantung
Untuk mengobati atau menghilangkan faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung, lakukan hal-hal berikut:
Baca juga: Ada 64.251 Kasus DBD di Tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia
Memantau atau mengobati penyakit jantung
Jika Anda telah memiliki penyakit jantung, Anda dapat melakukan langkah-langkah ini untuk membantu mencegah takikardi atau aritmia lainnya: