Polemik perebutan kekuasaan inilah yang kemudian mengakibatkan kedua kerajaan terlibat dalam konflik berdarah selama bertahun-tahun.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Soeharto Lengser, Akhir Kisah Orde Baru
Pada usia 13 tahun, Joan mendengar suara-suara yang dia yakini dikirim oleh Tuhan. Suara itu memberinya misi sangat penting, yaitu menyelamatkan Perancis dan mengusir musuh.
Suara itu juga memintanya untuk menempatkan Charles sebagai raja sah.
Demi mengikuti tuntunan visi ini, Joan yang pada saat itu berusia 16 tahun berhasil meyakinkan pengadilan setempat untuk menolak perjodohannya.
Dituntun oleh visinya, Joan pergi ke Vaucouleurs pada Mei 1428 untuk bertemu dengan Robert de Baudricourt, komandan garnisun dan pendukung Charles.
Awalnya, Baudricourt menolak permintaan Joan sehingga membuat gadis desa itu kembali ke rumahnya.
Namun, Joan tidak menyerah. Pada Januari 1429, dia kembali ke Vaucouleurs dengan membawa beberapa penduduk desa.
Para penduduk desa menyebutnya sebagai sang dara yang ditakdirkan untuk menyelamatkan Perancis.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Harmoko Minta Soeharto Mundur dan Mahasiswa Duduki Parlemen
Baudricourt akhirnya menerima permohonan Joan. Ia juga memberikan Joan seekor kuda serta beberapa tentara untuk menemaninya menjalankan misi.
Joan kemudian memotong rambutnya dan mengenakan pakaian pria. Ia melakukan perjalanan selama 11 hari melintasi wilayah musuh ke Chinon, tempat istana putra mahkota Charles VII.
Kepada Charles, Joan berjanji bahwa dia akan menyaksikan pria itu dinobatkan sebagai raja di Reims, sebuah situs tradisional penobatan kerajaan Perancis.
Joan kemudian meminta Charles memberinya pasukan untuk memimpin pertempuran di Orleans.
Charles mengabulkan permintaannya, dan Joan yang berusia 17 tahun berangkat ke Orleans pada Maret 1429 dengan mengenakan baju besi putih dan menunggangi seekor kuda putih.
Setelah mengirim surat kepada musuh, Joan memimpin beberapa serangan dan memaksa mereka mundur melintasi Sungai Loire.
Kemenangan pertamanya di Orleans membuatnya digelari Maid of Orleans atau dalam bahasa Perancis La Pucelle d’Orléans.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Piala Oscar Pertama, 16 Mei 1929