Hal itu didapat dari wawancara pejabat kedutaan AS yang mengunjungi Institut Virologi Wuhan (WIV) beberapa kali. Meskipun demikian surat kabar itu juga mengakui tidak ada bukti konklusif bahwa lab adalah sumber wabah.
Le Duc, bagaimanapun, melukiskan gambaran berbeda dari WIV.
"Saya telah mengunjungi laboratorium BSL4 baru di Wuhan, sebelum mulai beroperasi pada 2017- ... Ini memiliki kualitas dan keamanan yang sebanding dengan yang saat ini beroperasi di AS atau Eropa," kata dia.
Baca juga: Institut Virologi Wuhan, Laboratorium yang Jadi Sorotan di Tengah Wabah Covid-19
Dia juga menggambarkan pertemuan dengan Shi Zhengli, ahli virologi Cina di WIV yang telah memimpin penelitian ke dalam virus korona kelelawar, dan menemukan hubungan antara kelelawar dan virus Sars yang menyebabkan penyakit di seluruh dunia pada tahun 2003.
"Sepenuhnya terlibat, sangat terbuka dan transparan tentang pekerjaannya, dan ingin berkolaborasi," ujar dia.
Maureen Miller, seorang ahli epidemiologi yang bekerja dengan Shi sebagai bagian dari program penelitian viral yang didanai AS, sependapat dengan penilaian Le Duc.
Dia mengatakan jika teori virus corona melarikan diri dan berasal dari lab Wuhan adalah "teori konspirasi absolut".
Waktu penyebaran virus
Mengenai waktu penyebaran virus, Peter Forster, seorang ahli genetika di Cambridge, membandingkan urutan genom virus yang dikumpulkan pada awal wabah Cina -dan kemudian secara global- dia mengidentifikasi tiga jenis dominan.
Di awal wabah, dua strain tampaknya telah beredar secara kasar pada saat yang sama -strain A dan strain B- dengan varian C yang kemudian berkembang dari strain B.
Baca juga: Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?
Tetapi dalam sebuah penemuan, versi dengan kemiripan genetik yang paling dekat dengan kelelawar coronavirus bukanlah yang paling umum pada awal di kota Wuhan di Cina tengah, tetapi dikaitkan dengan berhamburannya kasus-kasus awal di provinsi Guangdong selatan.
Antara 24 Desember 2019 dan 17 Januari 2020, Forster menjelaskan, hanya tiga dari 23 kasus di Wuhan adalah tipe A, sedangkan sisanya adalah tipe B.
Pada pasien di provinsi Guangdong, bagaimanapun, lima dari sembilan ditemukan memiliki tipe A dari virus.
"Meskipun jumlahnya sangat kecil, frekuensi genom awal hingga 17 Januari tidak mendukung Wuhan sebagai asal daripada bagian lain dari Cina, misalnya lima dari sembilan pasien Guangdong/Shenzhen yang memiliki tipe A," kata Forster.
Belum bisa dipastikan
Dengan kata lain, masih jauh dari kepastian bahwa Wuhan adalah tempat virus itu pertama kali muncul.
Keadaan pengetahuan saat ini tentang virus corona dan asalnya menyarankan penjelasan yang paling mungkin tetap paling umum.
Baca juga: Epidemiolog: Cuaca dan Geografis Indonesia Tak Signifikan Hambat Penyebaran Corona
Seperti virus corona sebelumnya, virus ini menyebar ke manusia melalui peristiwa alami, titik awal bagi banyak orang dalam komunitas ilmiah termasuk WHO.
Pengujian lebih lanjut di Cina dalam beberapa bulan ke depan pada akhirnya dapat menentukan sumber wabah tersebut. Tetapi untuk sekarang ini masih terlalu dini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.