Awal bulan ini,CDC menerbitkan laporan yang menemukan bahwa mayoritas pasien anak di AS hanya mengalami gejala ringan seperti demam atau batuk, sementara beberapa anak dirawat di rumah sakit atau lebih buruk setelah terinfeksi.
Sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Pediatrics mengamati 2.143 kasus anak-anak dengan Covid-19 yang dikonfirmasi atau diduga yang dilaporkan ke CDC China antara 16 Januari hingga 8 Februari 2020.
Studi itu menemukan bahwa sejumlah anak di China menderita penyakit parah atau kritis dan satu anak telah meninggal.
Lebih dari 90 persen kasus adalah kasus tanpa gejala, ringan atau sedang. Namun, hampir 6 persen dari kasus anak-anak itu parah atau kritis, dibandingkan dengan 18,5 persen untuk orang dewasa.
Baca juga: Orang Tua atau Anak-anak yang Lebih Rentan terhadap Virus Corona?
Berdampak parah para orang tua
Pada awal wabah, para peneliti dan pakar penyakit menular mengatakan virus itu tampaknya membuat anak-anak tidak sehat.
Sementara bagi orang tua dan mereka yang memiliki penyakit bawaan bisa menjadi sangat parah.
Tetapi, seorang peneliti mencatat bahwa sedikitnya anak di antara kasus virus corona yang dikonfirmasi juga bisa karena mereka terinfeksi tetapi menunjukkan gejala yang lebih ringan yang tidak dilaporkan ke otoritas kesehatan.
“Data ini keluar di begitu banyak tempat dan begitu banyak bentuk,” ujar Marc Lipsitch, seorang profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard.
Perbedaan gejala di antara kelompok umur yang berbeda juga terlihat pada penyakit pernapasan lainnya. Flu musiman, yang menginfeksi jutaan orang di AS setiap tahun, biasanya lebih parah pada orang dewasa daripada anak-anak.
Menurut CDC, ribuan anak dirawat di rumah sakit setiap tahun di AS karena flu, tetapi kematian jarang terjadi.
Namun, 50 hingga 70 persen rawat inap terkait flu di AS terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, dan 70 persen hingga 85 persen kematian terjadi pada kelompok usia itu.
Baca juga: Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?
Keterbatasan
Meskipun demikian, diakui bahwa studi peneliti Italia tersebut memiliki banyak keterbatasan. Sebab penelitian itu terjadi selama periode tiga bulan singkat dan semua kasus berasal dari China.
Akibatnya, mereka tidak dapat menilai kemungkinan perbedaan dalam diagnostik dan terapi. Para peneliti mengatakan studi lebih lanjut diperlukan, termasuk analisis data dari Eropa dan Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.