Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kisah Peretasan Akun Berantai, Bagaimana Modusnya?

Kompas.com - 10/01/2020, 07:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Mengetahui ada permintaan uang kepada teman-temannya, Ilham semakin panik.

Menurut dia, dua orang temannya bahkan sudah ada yang mentransfer sejumlah uang kepada orang yang mencatut nama dan akunnya.

Akun teman Ilham ikut diretas

Belum selesai sampai di situ. Ilham kembali dikejutkan ketika seorang teman meneleponnya dan meminta pertanggungjawabannya.

Ilham dituduh telah mengganti password Instagram milik temannya itu.

“Nelepon marah-marah kok IG-nya gue ganti password-nya. Langsung saya jelasin. Modusnya sama,” kata Ilham.

Ilham mengatakan, ketika dia membagikan pengalamannya di Twitter, ternyata ada yang pernah mengalami hal yang sama.

Bahkan, dengan nomor rekening dan nama pemilik rekening yang sama dengan penipu yang meminta uang kepada teman Ilham.

Baca juga: Viral, Fenomena Awan Tsunami di Kepulauan Selayar, Ini Penjelasannya

Setelah diselidiki, diketahui pula si peretas pernah menggunakan modus yang hampir sama untuk mengambil alih nomor Whatsapp dengan menggunakan foto orang lain.

Saat ia mengunggah foto tersebut di Twitter, Ilham dihubungi oleh orang yang fotonya digunakan tersebut.

“Si mbaknya mengontak di Twitter kalau IG-nya sudah enggak bisa dipakai lagi karena di-hack,” kata dia.

Setelah peristiwa peretasan ini, akses Gmail dan Facebook Ilham kini tak bisa diakses.

Sementara, akun Instagram-nya sudah bisa diambil alih kembali dengan cara mengajukan banding ke pihak Instagram. 

Jangan sekali-kali memberikan kode verifikasi

Belajar dari kasus Ilham, pegiat bidang privat dan sekuriti digital Yerry Niko Borang, mengingatkan agar jangan pernah memberikan kode konfirmasi atau verifikasi apa pun kepada seseorang.

“Ini yang diserang e-mail-nya. Sebetulnya e-mail itu banteng terakhir. Paling penting, jangan sampai jebol,” kata Yerry, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Ia mengatakan, saat ini modus kejahatan di dunia maya semakin beragam.

Baca juga: Viral Struk Pengisian BBM Tidak Sesuai dengan Jumlah Aslinya

Oleh karena itu, mereka yang memiliki itikad jahat bisa berlaku meniru gaya bicara orang yang akunnya diretas.

“Mereka pintar meniru karena dia melakukan pengamatan mengecek catatan-catatan dan bisa meniru temannya," ujar Yerry. 

Pihak kepolisian, menurut dia, seharusnya juga proaktif merespons modus penipuan seperti ini meski yang melaporkan belum mengalami kerugian materil.

“Karena kejadian seperti ini sudah banyak dan meresahkan. Mereka harus mempermudah kalau ada laporan-laporan seperti ini,” kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peniliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Peniliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Tren
Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Tren
Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Tren
Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Tren
Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Tren
Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com