Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Cabai Kurangi Risiko Kematian akibat Serangan Jantung dan Stroke

Kompas.com - 31/12/2019, 17:06 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Banyak orang menggemari makanan yang mengandung cabai.  

Baru-baru ini, peneliti telah menemukan bahwa makan cabai secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

Dikutip dari CNN, riset tersebut dilakukan dengan membandingkan risiko kematian orang.  Beberapa di antaranya makan cabai dan beberapa lainnya tidak.

Status kesehatan dan kebiasaan makan peserta dipantau selama delapan tahun.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa mereka yang makan cabai setidaknya empat kali per minggu memiliki risiko kematian 40 persen lebih rendah.

"Fakta yang menarik adalah penurunan risiko kematian tidak tergantung pada jenis diet yang diikuti banyak orang," kata Ketua Tim Peneliti Marialaura Bonaccio, seorang ahli epidemiologi di Mediterranean Neurological Institute (Neuromad).

Baca juga: Daftar Harga Pangan yang Naik Jelang Tahun Baru 2020, Cabai Semakin Mahal

"Dengan kata lain, seseorang dapat mengikuti diet Mediterania atau makanan apa pun. Yang jelas, semua cabai memiliki efek sebagai protektor," sambungnya.

Riset ini menggunakan data dari studi Moli-Sani yang melibatkan sekitar 25 ribu peserta di wilayah Molise, Italia bagian selatan.

Direktur Departemen Epidemiologi dan Pencegahan di Neuromed Licia lacoviello dan seorang profesor di Universitas Insubria, Varese, Italia menjelaskan, khasiat cabai telah diketahui secara turun-temurun di Italia.

"Sekarang, seperti yang telah diamati di China dan Amerika Serikat, kita tahu bahwa berbagai tanaman dari spesies capsicum dapat bermanfaat bagi kesehatan kita, meski dikonsumsi dengan cara berbeda," kata Iacovello.

Saat ini, tim peneliti berencana untuk menyelidiki mekanisme biokimia yang membuat cabai baik untuk kesehatan.

Baca juga: Sensasi Segar dan Pedas, Mocktail Pakai Cabai?

Peneliti di beberapa negara pun memuji riset tersebut sambil melontarkan beberapa catatan.

"Menarik, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsumsi cabai dan manfaat kesehatan," kata ahli diet dan pengajar senior di Aston Medical School, Inggris, Duane Mellor.

Menurut Mellor, efek positif dari konsumsi cabai yang diamati dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan bagaimana paprika digunakan dalam diet keseluruhan.

Ian Johnson, seorang peneliti nutrisi di Quadram Institute Bioscience di Norwich, Inggris memuji penelitian tersebut sebagai penelitian observasional berkualitas tinggi berdasarkan metode yang digunakan.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa riset itu tidak menemukan bahwa makan lebih banyak cabai memberikan manfaat kesehatan tambahan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Biji Jambu dan Biji Cabai Bikin Usus Buntu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com